Kamis 30 Mar 2017 10:05 WIB

Muslim Eropa Bahas Pendidikan-Riset Dunia Islam

Sekolah Islam (Ilustrasi)
Foto: ABC
Sekolah Islam (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Kemunduran pendidikan dan riset di dunia Islam, menjadi perhatian kalangan intelektual yang tergabung dalam Muslimat Indonesia Antar-Negara untuk Ummat (Mutiara Ummat). Mereka pun segera menggelar diskusi bertema 'Pendidikan Sekuler Barat Vs Pendidikan Islam Khilafah'.

Diskusi yang dipandu Widya Hanum Sari mahasiswi PhD di School of Education Charles Darwin University Australia, menghadirkan Arie Vatresia mahasiswi PhD bidang Computer Science di University of Birmingham Inggris dan aktivis Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia (MHTI) Chutbah Basyiroh. Demikian disampaikan pengurus Mutiara Ummat, Sarah Ismi Kamilah, di Paris, Kamis (30/3).

Widya mengatakan, saat ini, pendidikan yang didasari sekularisme telah menjadi arus besar (mainstream) model pendidikan di berbagai penjuru dunia termasuk di dunia Islam. Pengajar Bahasa Inggris di Universitas Kanjuruhan Malang, Jawa Timur ini membuka diskusi dengan pertanyaan, "Apakah sistem pendidikan sekuler seperti yang diterapkan di Barat membawa kemaslahatan bagi seluruh manusia sehingga harus diadopsi oleh dunia Islam?"

Arie Vatresia menggambarkan, sejumlah persoalan yang dihadapi dunia pendidikan di dunia Islam di antaranya adaptasi penerimaan teknologi yang masih sangat minim ditandai belum adanya otomatisasi dalam birokrasi, juga minimnya penelitian dan penempatan teknologi di negeri Muslim. Menurut pengajar di Universitas Bengkulu ini, dana bukan persoalan utama ketertinggalan pendidikan dan riset di dunia Islam.

 

Dia memberikan contoh yang terjadi di negara-negara Arab. Di sisi lain, Arie menyinggung dominasi Barat terhadap sistem pendidikan di dunia Islam yang memunculkan beragam persoalan baru di antaranya komersialisasi pendidikan, komersialisasi riset, hingga fenomena keberadaan jurnal-jurnal predator.

"Ini semua terjadi karena dalam pandangan sistem pendidikan Barat yang sekuler, pendidikan bukan lagi sekadar hak warga yang harus dipenuhi negara. Melainkan, sudah menjadi salah satu sumber uang terutama bagi universitas-universitas terkemuka di Barat," ucapnya.

Dikatakan Chutbah Basyiroh, perbedaan mendasar sistem pendidikan sekuler dan Islam terletak pada filosofi tujuan pendidikan itu sendiri. Meski sama-sama menyatakan pendidikan sebagai hak dasar warga yang harus dipenuhi negara, sistem pendidikan Barat meletakkan pendidikan sebagai pabrik pencetak tenaga kerja untuk memutar roda ekonomi sehingga semua indikator keberhasilan selalu diukur dengan produksi materi.

"Tujuan dalam pendidikan Islam adalah mewujudkan masyarakat terdidik, beriman, dan bertakwa kepada Allah Swt," ujar Chutbah. Adanya nuansa keimanan dalam mayoritas masyarakat dan negara akan menjaga sistem pendidikan dari segala upaya komersialisasi.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement