Kamis 02 Mar 2017 14:50 WIB

Ini Cara Muslim Chiba Mengubah Persepsi Negatif Islam

Rep: Reja Irfa Widodo/ Red: Agus Yulianto
Seorang Muslim Jepang tengah mengumandangkan azan.
Foto: youtube
wisatawan Muslim di Jepang

Masjid Chiba dibangun pada 2010 silam. Setidaknya ada 50 hingga 60 orang yang datang ke Masjid Chiba saat pelaksanaan Shalat Jumat. Selain itu, masjid ini juga kerap digunakan secara reguler oleh komunitas Muslim setempat untuk melaksanakan shalat berjamaah.

Namun, pada masa-masa awal aktivitas di Masjid Chiba berjalan, banyak insiden buruk yang menimpa masjid tersebut. Salah satunya adalah pelemparan batu ke arah bangunan masjid dan cemoohan kepada jamaah yang hendak shalat. Aksi ini diduga dilakukan oleh kelompok dari masyarakat setempat karena merasa khawatir dan tidak tenang lantara banyaknya warga asing yang berkumpul di satu titik.

Terlebih mereka diketahui sebagai Muslim. Persepsi negatif yang muncul adalah mereka dianggap simpatisan organisasi teroris dan bakal mengganggu keamanan. Padahal, Islam justru mengajarkan kedamaian. "Saat satu orang Muslim diduga terkait organisasi teroris, maka semua Muslim akan mendapatkan persepsi negatif dan cap buruk. Di dalam Islam, membunuh atau menyakiti orang benar-benar dilarang," kata Mahmud.

Namun, secara perlahan, persepsi negatif itu mulai hilang. Kepala Kepolisian Chiba, Yasuyuki Orinami, mengapresiasi program patroli keamanan bersama tersebut. Menurutnya, program itu berhasil mendekatkan diri antara komunitas Muslim dengan masyarakat setempat. Bahkan saat ini, komunitas Muslim juga sudah diajak untuk mengikuti acara-acara budaya yang digelar masyarakat setempat.

"Banyak Muslim, bersama warga setempat, yang telah mengikuti kegiatan Mochi-Tsuki (pembuatan Mochi secara tradisional) dan menanam bunga. Saya telah melihat dampak positif dari program itu. Saya melihat komunitas Muslim bisa berkomunikasi secara lebih mendalam dengan warga sekitar. Kami ingin melanjutkan proses ini," tuturnya.

Mahmud menambahkan, program patroli bersama ini akan terus dilakukan pada masa-masa mendatang. "Program patroli itu memungkinkan kami mengenal lebih jauh lingkungan kami. Kami sadar, kami dapat membangun hubungan yang baik jika kami dapat menolong sesama dan berkontribusi terhadap pengembangan masyarakat sekitar," kata pria keturunan Bangladesh tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement