Rabu 21 Dec 2016 01:00 WIB

Sekjen Kemenag Soroti Pentingnya Transparansi dalam Penyelenggaraan MTQ

Sejumlah kendaraan melintas di bawah billboard MTQ Nasional XXVI di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, Kamis (21/7/2016).
Foto: Irwan Kelana/Republika
Sejumlah kendaraan melintas di bawah billboard MTQ Nasional XXVI di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, Kamis (21/7/2016).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) tingkat Nasional XXVI Tahun 2016 yang digelar di Nusa Tenggara Barat (NTB) berlangsung sukses dan lancar. Sekjen Kemenag Nur Syam mengapresiasi keberhasilan Pemprov dan panitia dalam penyelenggaraan MTQ XXVI.

Namun untuk perbaikan, Nur Syam menekankan, pentingnya transparansi dalam penyelenggaraan MTQ. Ia berharap, penyelenggara MTQ memberikan kemudahan akses bagi masyarakat untuk mengetahui penggunaan anggaran.

"Transparansi dan akuntabilitas penyelenggaraan MTQ harap dicermati, agar tidak menjadi persoalan di masa mendatang," ujar Nur Syam saat menjadi narasumber pada kegiatan Evaluasi Pelaksanaan MTQ Nasional di Hotel Grand Cemara Jakarta, Selasa (20/12).

Nur Syam mengaku, berbagai upaya sudah dilakukan oleh Kementerian Agama sebagai langkah penyempurnaan pada MTQ Nasional XXVI Tahun 2016 agar berjalan lebih baik. Agar lebih transparan, proses pendaftaran MTQ sudah dilakukan secara online, technical meeting juga sudah dilakukan di Jakarta sebelum peserta tiba di lokasi MTQ.

 

Bahkan, untuk menjaga akuntabilitas, pengelolaan anggaran MTQ juga dilakukan secara transparan. Pembagian dana pembinaan peserta untuk para juara diserahkan secara langsung di NTB bersamaan selesainya pelaksanaan MTQ.

Penyerahan uang saku peserta juga dilakukan secara terbuka, dilakukan langsung oleh seluruh kafilah MTQ dengan mendatangi sendiri lokasi panitia. Dan, hasil penilaian peserta dipublikasikan langsung setelah penampilan peserta yang terakhir.

Beragam upaya yang sudah dilakukan akan terus disempurnakan untuk perbaikan penyelenggaraan MTQ di masa-masa mendatang. Hal ini penting, karena tradisi baik ini juga telah diadopsi berbagai kalangan dari umat beragama lain.

Saat ini, kata Nur Syam, berkembang juga tradisi lomba membaca kitab suci di agama Kristen, Katolik, Hindu, dan Buddha. Hal ini menunjukkan MTQ memiliki pengaruh yang besar kepada agama-agama lain untuk menyelenggarakan kegiatan serupa.

Selain ajang lomba, MTQ juga menjadi momentum menumbuh-kembangkan semangat persaudaraan seagama (ukhuwwah Islamiyah), serta sebangsa dan setanah air (ukhuwah wathoniyah). Dari MTQ, Nur Syam berharap, akan bangkit semangat dan kesadaran umat Islam, terutama generasi muda untuk membaca, mempelajari dan mengamalkan petunjuk Allah SWT yang terhimpun dalam mushaf Alquran.

"MTQ bukan hanya ajang perlombaan saja akan tetapi juga ajang saling bersilaturahim nasional. Melalui MTQ seluruh generasi muda yang memiliki talenta yang sangat baik dalam Alquran dapat bertemu di dalam satu wadah yakni MTQ," ujarnya

sumber : kemenag.go.id
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement