Kamis 10 Nov 2016 12:58 WIB

KHR As’ad Syamsul Arifin Diberi Anugerah Gelar Pahlawan Nasional

 Presiden Jokowi berdoa dalam acara pemberian gelar Pahlawan Nasional
Presiden Jokowi berdoa dalam acara pemberian gelar Pahlawan Nasional

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tokoh NU KHR Asad Syamsul Arifin (alm) dianugerai Gelar Pahlawan Nasional. Penganugerahan gelar tertinggi kepada warga negara yang telah berjuang melawan penjajah ini disampaikan oleh Presiden Joko Widodo dalam Upacara Penganugerahan Gelar Pahlawan Nasional di di Istana Negara, Rabu (9/11).

Hadir dalam kesempatan ini, Wakil Presiden Jusuf Kalla, Ketua DPR RI Ade Komaruddin, Watimpres KH. Hasyim Muzaidi, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, dan Menteri Kabinet Kerja lainnya. Gelar Pahlawan Nasional diberikan kepada warga Negara Indonesia yang gugur demi membela bangsa dan Negara. Dari pihak keluarga, hadir cucu Alm. KHR As'ad Syamsul Arifin yang bernama KHR Achmad Azaim Ibrahimy.

Gelar ini juga diberikan kepada warga Negara Indonesia yang semasa hidupnya melakukan tindakan kepahlawanan atau menghasilkan prestasi dan karya yang luar biasa bagi pembangunan dan kemajuan bangsa.

Gelar Pahlawan Nasional bagi KHR Asad Syamsul Arifin diusulkan oleh Kementerian Sosial melalui surat nomor 23/MS/A/09/2016 tanggal 21 September 2016. Berdasarkan surat usulan tersebut, Dewan Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan telah melaksanakan sidang pada tanggal 11 Oktober 2016 guna memberikan pertimbangan dan rekomendasi kepada Presiden RI.

Selain pemberian Gelar Pahlawan Nasional, Presiden Jokowi dalam kesempatan itu juga memberikan Bintang Mahaputera kepada Alm Letkol Inf (Anumerta) Mohammad Sroedji tokoh dari Provinsi Jawa Timur, dan Alm. Mayjen TNI (Purn) Andi Mattalatta tokoh dari Provinsi Sulawesi Selatan.

KHR. Asad Syamsul Arifin

Alm KHR Asad Syamsul Arifin,merupakan tokoh nasional asal Provinsi Jawa Timur yang lahir di Mekkah, Saudi Arabia pada tahun 1897. Beliau telah berjuang semenjak tahun 1920 di jalan dakwah Islamiyah melalui barisan pelopor yang dibina Pesantren Sukorejo.

Pada tahun 1943, beliau mengembangkan basis perjuangan pelopor menjadi sebuah alat perjuangan dalam mengusir kaum penjajah. Pada tahun 1945, Kyai Asad memimpin pelucutan pasukan Jepang di Garahan, Jember, Jawa Timur. Tindakan tersebut dilakukan setelah pasukan Jepang tidak mau menyerahkan senjatanya kepada pasukan yang dipimpin oleh Kyai Asad.

Bulan November 1945, Kyai Asad membantu pertempuran di Surabaya dengan mengirim anggota pelopor dan pasukan Sabilillah Situbondo sampai ke daerah Tanjung Perak.

Kyai Asad Syamsul Arifin lalu menggantikan ayahnya memimpin Ponpes Salafiyah Syafiiyah di Sukorejo, Situbondo. Beliau juga pernah diangkat sebagai penasihat pribadi Wakil Perdana Menteri KH Idham Khalit dalam kabinet Ali Sastroamiddjojo.

sumber : kemenag.go.id
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement