Selasa 08 Nov 2016 23:52 WIB

Baca dan Ambil Hikmah dari Ayat-Ayat Alquran

Rep: reja Irfa Widodo/ Red: Agung Sasongko
Alquran
Alquran

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Berdasarkan artinya dalam bahasa Arab, Alquran merupakan bentuk jamak kata kerja dari kata benda (masdar), yang berarti bacaan atau sesuatu yang dibaca berulang-ulang. Pemakaian kata ini bukan tanpa sengaja. Umat Islam diperintahkan untuk memperbanyak membaca Alquran berikut menadaburi dan mengambil hikmah dari ayat-ayat Alquran.

Pesan ini disampaikan  dosen qiroah Universitas Ummul Quro Makkah, Syekh Abdullah Umar Arkani, saat menyampaikan tausiyah dalam kajian di Masjid Baabut Taubah, Kompleks Kemang Pratama I, Jalan Citra Niaga Raya, Kalibaru, Kota Bekasi, Jawa Barat, beberapa waktu lalu. Syekh Abdullah Umar merupakan perwakilan dari Lembaga Tahfiz Sedunia.

Dalam tausiyahnya, Syekh Abdullah memberikan gambaran, Alquran sejatinya menjadi bacaan sehari-hari umat Islam. ''Berapa banyak waktu yang kita habiskan untuk media sosial dan lain-lain. Sementara kita tidak memberikan Alquran sebagian besar dari waktu-waktu kita,'' ujar Syekh Abdullah dalam bahasa Arab, yang diterjemahkan oleh Ustaz Miftahul Ihsan.

Alquran, menurut Syekh Abdullah, adalah kitab Allah yang berisi begitu banyak hikmah dan berkah. Alquran juga menjadi jalan supaya kita bisa lebih dekat kepada Allah. ''Kenapa hari ini keberkahan begitu jauh dan sulit kita dapat? Jawabannya hanya satu, karena kita begitu jauh dari ayat-ayat Allah,'' ujar dia.

Syekh Abdullah menambahkan, Alquran adalah kitab Allah yang berisi kabar-kabar tentang kaum-kaum terdahulu, juga kabar tentang apa yang akan terjadi pada masa mendatang. Barang siapa mendasarkan perkataannya kepada Alquran maka dia adalah orang yang jujur. Sedangkan barang siapa yang berpaling dari Alquran maka sesungguhnya dia berada dalam kesesatan. Alquran memberikan petunjuk jalan yang lurus kepada orang-orang yang beriman.

Syekh  pun melontarkan pertanyaan, sudikah kita untuk membaca, bercengkerama, dan menadaburi ayat-ayat Alquran? ''Kalau orang sibuk dengan Alquran, lisannya akan terjaga. Bukankah lisan ini yang dapat membawa orang masuk ke neraka. Dalam suatu hadis, Rasulullah SAW pernah meminta sahabat untuk menjaga lisannya agar kita tidak diseret ke api neraka lantaran lisan kita,'' kata Syekh Abdullah.

Lebih lanjut, Syekh Abdullah menjelaskan, lisan kita seharusnya terpenjara. Kita yang harus mampu memenjarakan lisan kita. Jika kita berhasil menjaga lisan, dia akan menjaga kita. Namun, jika kita malah membiarkan lisan kita berkata apa saja, lisan itu justru dapat membuat kita terhina.

Dalam sebuah hadis, Rasulullah SAW pernah mengingatkan bahaya lisan. Ada seorang di hari kiamat yang datang dengan begitu banyak kebaikan. Namun, lisannya justru mencela orang lain. Kemudian, dia mengambil harta orang lain dan menzalimi orang lain. Allah pun menjadikan kebaikan-kebaikan itu sebagai alat membayar utang-utangnya. ''Jika kebaikannya telah habis, Allah akan ambilkan dosa-dosa orang itu kemudian dia dilempar ke api neraka. Inilah hakikat kebangkrutan sejati,'' ujar Syekh Abdullah.

Di dalam Alquran, Allah juga berfirman, berilah kabar gembira kepada orang-orang beriman yang melakukan amal saleh. Di dalam Alquran Allah menyebutkan, telah ridha kepada orang-orang beriman. ''Karena dari itu, janganlah kita menjadi orang yang keras hatinya dan keras akhlaknya,'' tutur Syekh Abdullah.

Allah juga memberikan kabar gembira berupa pahala kepada orang beriman yang melakukan amal saleh. Adanya kalimat yang beramal saleh, menurut Syekh, adalah penegasan seorang mukmin itu selalu beramal saleh dengan memberikan manfaat kepada orang lain, mulai keluarga, tetangga, hingga masyarakat luas.

Untuk itu, Syekh Abdullah pun meminta kepada umat Islam untuk bisa bangkit dalam membuat 'proyek' kebaikan, dan menyebarluaskannya kepada orang lain. Kita pun termasuk dalam mukmin yang mendapatkan kabar gembira tersebut. Sebagai penutup, Syekh Abdullah berpesan, umat Islam di Indonesia untuk bisa menjaga keikhlasan dan Istiqamah di jalan kebaikan.

''Senantiasa menjaga keikhlasan, karena ikhlas adalah separuh dari roh amal kita. Selain itu, senantiasa bertakwa kepada Allah SWT dan tetap istiqamah dalam kebaikan,'' tuturnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement