Jumat 04 Nov 2016 10:54 WIB

Begini Cara Membela Alquran di Masjid Kampus UGM

Rep: Rizma Riyandi/ Red: Damanhuri Zuhri
Kampus Universitas Gadjah Mada
Foto: Republika/Musiron
Kampus Universitas Gadjah Mada

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Aksi membela Alquran 4 November rupanya tidak hanya digelar dengan kegiatan kampanye dan long march. Sebagian warga Yogyakarta yang tergabung dalam Majelis Qiradatil Quran justru memilih menyelenggarakan majelis ilmu di Masjid Kampus UGM.

Sejak pukul 08.00 puluhan masa yang terdiri dari ibu-ibu, bapak-bapak, mahasiswa, hingga anak-anak, tampak berdatangan ke Masjid Kampus UGM. Di sana mereka mengawali aktivitas dengan shalat hajat dan zikir. Kemudian dilanjutkan dengan khataman Alquran 30 Juz.

Kegiatan tersebut dipimpin langsung Imam Besar Masjid UGM, Ustaz Andi Alief. “Hari ini kita punya hajaran besar di Ibu Kota Jakarta,” tutur sang ustaz, Jumat (4/10). Menurutnya Ibu Kota merupakan tempat yang tepat sebagai aksi unjuk rasa. Karena bagi suatu negara, Ibu kota diibaratkan seperti halaman luas dari sebuah rumah.

Maka itu, kata Ustaz Andi mengemukakan, Jakarta juga tidak lain adalah halaman terluas bagi umat islam. Bahkan menurutnya, sejak dulu kota yang mulanya bernama Jayakarta itu selalu jadi saksi perjuangan umat islam. Mulai dari masa penjajahan hingga kemerdekaan.

 

Ia mengatakan, bukan hal yang aneh jika hari ini umat Islam merasa terpanggil untuk membela Alquran. Sebab Alquran merupakan kitab suci yang kedudukannya harus ditinggikan. Menurutnya, membela Alquran sama artinya dengan membela umat Islam. Sementara membela umat Islam sama dengan membela bangsa ini.

“Negara Indonesia lahir dari perjuangan umat Islam. Para pendahulu kita telah bersungguh-sungguh berjuang demi negara ini,” kata Ustaz Andi. Ia meminta agar para jamaah tidak berkecil hati, karena tidak bisa datang langsung ke Ibu Kota Jakarta.

Menurutnya, memperjuangkan Alquran di mana pun sama nilainya. Baik yang berjihad secara lahiriah dengan mengikuti unjuk rasa di Jakarta atau di tempat-tempat strategis lainnya, maupun yang mendalami Alquran untuk memperkaya ilmu pengetahuan.

“Kita di sini sama tujuannya dengan yang berangkat ke Jakarta. Meski kita tidak ke Jakarta tetap dalam posisi mendalami pengetahuan Alquran. Mudah-mudahan nilai ibadah kita sama beratnya dengan mereka yang berjihad ke Ibu Kota. Karena tujuannya sama, yaitu untuk memperjuangkan islam,” papar Ustaz Andi, lalu memimpin tadarus Alquran bersama.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement