Ahad 14 Aug 2016 10:08 WIB

Kemenag Bantah Tutup Pabrik Percetakan Alquran

Alquran/Ilustrasi
Alquran/Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Agama mengklarifikasi pemberitaan penutupan percetakan Alquran. Direktur Jenderal Bimas Islam Kemenag, Machasin menjelaskan, UPQ yang beroperasi di Ciawi, Bogor dihentikan sementara karena ada perubahan manajemen dari Lembaga Percetakan Alquran menjadi Unit Percetakan Alquran (UPQ).

Machasin juga membantah mesin cetak UPQ tidak jalan. Menurut dia, hingga kini, mesin-mesin yang ada masih beroperasi.

"Mesin cetak utama siap operasi, tetapi kapasitasnya tidak didukung dengan mesin-mesin untuk finishing. Sekarang sedang dilakukan proses pembelian mesin-mesin pendukung supaya kapasitas produksinya bisa lebih cepat," kata Machasin dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (13/8) kemarin.

Bahkan, kata dia, UPQ Bogor akan kembali mencetak 35 ribu mushaf Alquran. Proses cetak Alquran tersebut akan dimulai pada September 2016. "Insya Allah mesin cetak milik UPQ akan dimulai setelah bahan-bahan cetak tersedia seperti kertas yang sekarang sedang ditenderkan," kata dia menjelaskan.

(Baca Juga: Mantan Menag Ungkap 'Matinya' Percetakan Alquran Negara)

Machasin mengatakan, UPQ saat ini menjadi Unit PelaksanaTeknis (UPT) Direktorat Jenderal Bimas Islam Kementerian Agama, berdasarkan Peraturan Menteri Agama No. 27/2013 tertanggal 28 Maret 2013. Pada 2015, lanjut Machasin, Kementerian Agama mengalokasikan anggaran untuk pengadaan kitab suci agama Islam dengan jumlah 1,5 juta eksemplar.

Jumlah itu terdiri dari 700 ribu mushaf Alquran, 500 ribu Juz Amma, serta 300 ribu Alquran dan terjemahnya. Namun karena sejumlah kendala, di antaranya keterbatasan waktu, kapasitas mesin untuk mencetak dalam jumlah besar tidak cukup, SDM yang ada juga tidak cukup seiring adanya perubahan kelembagaan, maka untuk memenuhi kebutuhan masyarakat terhadap Alquran yang begitu banyak, proses pengadaan pada 2015 dilakukan melalui tender.

"Kapasitas pencetakan isi mushaf oleh mesin Web saat ini adalah 15 ribu kateren per jam. Kalau sehari beroperasi delapan jam, maka bisa mencapai 2.880.000 kateren per bulan. Untuk 1 eks mushaf setara dengan 20 kateren sehingga kapasitas cetaknya bisa mencapai 144 ribu eksemplar per bulan. Namun demikian, kemampuan finishing saat ini baru 5.000 eksemplar per bulan," terang Machasin.

"Saat ini sedang berjalan proses pengadaan lima mesin pendukung finishing untuk mengimbangi kecepatan pencetakan," imbuhnya.

Machasin memastikan pada 2016, tidak ada lagi pengadaan kitab suci Islam melalui tender langsung. Pencetakan Alquran akan dilakukan UPQ sesuai dengan tugas dan fungsinya.

(Baca Juga: DPR Sayangkan Kabar Penutupan Percetakan Alquran Kemenag)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement