Sabtu 19 Mar 2016 15:41 WIB

MUI: Jihad Jangan Dimarginalkan

 (dari kiri) Ketua Komisi Yudisial Imam Anshori Saleh, Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid, Ketua Umum MUI Ma'ruf Amin, Ketua Komisi Hukum MUI Baharun berbicara saat diskusi di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (10/12). (Republika/Tahta Aidilla)
(dari kiri) Ketua Komisi Yudisial Imam Anshori Saleh, Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid, Ketua Umum MUI Ma'ruf Amin, Ketua Komisi Hukum MUI Baharun berbicara saat diskusi di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (10/12). (Republika/Tahta Aidilla)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Prof Muhammad Baharun mengatakan bahwa terorisme memanfaatkan pemaknaan terhadap jihad untuk menjustifikasi perbuatannya. Padahal, dia menegaskan, makna jihad tidak menempatkan pada perlawanan yang antikemanusiaan.

"Teroris itu membawa ideologi jihad atas dasar agama Islam, padahal itu bukan, itu adalah kejahatan, jihad jangan dimarginalkan maknanya, itu adalah kejahatan versi teroris," katanya di Gedung Joeang 45, Jakarta, Sabtu (19/3).

Dia menjelaskan, jihad pertama adalah menundukkan hawa nafsu dan amarah. Menurut dia,  hal tersebut justru disebut jihad besar. "Jangan bicara jihad itu untuk menundukkan pemimpin dzolim, tundukkan dulu diri sendiri, itu perintah Nabi," tegasnya.

Orang beriman, ia sebutkan, harus memberi rasa aman dan tenang kepada orang lain, bukan ancaman. Majelis Ulama Indonesia juga menjelaskan bahwa lebih mudah menangkal jaringan radikal yang lahir dari dalam negeri daripada ajaran yang datang dari luar negeri.

"Untuk menangkal dari luar negeri, tidak bisa hanya MUI, itu harus terintegrasi dari semua lembaga dan perlu melibatkan banyak peran dari negara, itu harus diperhatikan, " katanya.

Sementara itu, Ketua Umum Dewan Harian Nasional (DHN) Jenderal Purn TNI Yasno Sudarto mengingatkan kembali pentingnya ideologi bangsa yang kuat untuk melawan paham terorisme di Indonesia. "Tugas paling berat adalah menjaga semangat juang 1945 untuk melawan penjajahan modern dan paham terorisme," kata dia.

Dalam diskusi, ia menyebutkan bahwa idealisme Indonesia sedang diserang oleh terorisme gaya baru, di mana akibatnya adalah target runtuhnya perekonomian. Dewan Harian Nasional sendiri merupakan lembaga pemerintah nondepartemen yang difungsikan untuk menjaga semangat dan nilai juang 1945.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement