Sikap keduanya terlihat saat menanggapi pembantaian Tionghoa di Tangerang, dengan menuduh Belanda diuntungkan oleh pembantaian itu. Fakta memperlihatkan kerusuhan Tangerang dipicu penurunan merah putih oleh seorang anggota Pao An Tui.
Pao An Tui di Tangerang dibentuk oleh Chung Hua Hui — organisasi para tuan tanah kaya yang menjadi anak emas Belanda selama sekian ratus tahun — yang pro NICA. Ada informasi sulit diklarifikasi menyebutkan Pao An Tui Tangerang berniat mendirikan negara Capitanate of Tangerang.
Pao An Tui di Jakarta dipersenjatai Jenderal Spoor, komandan NICA. Pao An Tui di Bandung diberi akses ke perdagangan gelap senjata di Singapura oleh Raymond Westerling (lihat biografi Westerling si pembantai).
Benny G Setiono, penulis buku Tionghoa dalam Pusaran Politik, mati-matian membersihkan nama Pao An Tui.
Dia menulis; Pao An Tui tidak pernah menghambat revolusi Indonesia. Adalah benar ada anggota Pao An Tui yang berpihak ke NICA, mungkin karena sakit hati atau hal lain.