Kamis 13 Aug 2015 12:15 WIB

Visi Pendidikan Islam Lebih Penting

Seorang Siswa membaca buku di halaman sekolah setelah melakukan kegiatan belajar mengajar di Madrasah Ibtidaiyah Yapis Walesi, Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua, Senin (27/7).
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Seorang Siswa membaca buku di halaman sekolah setelah melakukan kegiatan belajar mengajar di Madrasah Ibtidaiyah Yapis Walesi, Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua, Senin (27/7).

REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Mantan Menteri Agama Abdul Malik Fadjar mengatakan, visi pendidikan Islam lebih penting daripada jam belajar yang kurang di sekolah umum.

"Yang terpenting dalam pendidikan agama adalah fitrah insaniyahnya, berbeda dengan pendidikan profesi," katanya dalam Sarasehan Nasional Pendidikan Agama Islam yang diselenggarakan oleh Direktorat Pendidikan Agama Islam di Bekasi, Rabu Malam.

Malik mengaku sering menemui keluhan para guru soal jam pendidikan Islam yang sedikit, padahal yang bisa dilakukan sekarang adalah memanfaatkan jam ajar yang sempit itu dengan peningkatan kualitas pengajaran agama.

Anggota Dewan Pertimbangan Presiden juga ini mengajak para guru agama tampil percaya diri menghadapi para siswa abad ke-21. Guru agama perlu membekali keilmuan agama dengan berbagai aspeknya.

"Kalau bicara susah, saya sudah kenyang. Guru agama harus cerah dan menyegarkan diri. Pendidikan agama harus menyenangkan dan diminati oleh siswa. Supaya cerah, guru-guru agama harus sering membaca," katanya.

Malik berharap agar pendidikan Islam dapat mengatasi berbagai perilaku menyimpang di kalangan siswa, seperti narkoba, tawuran dan pergaulan bebas. Untuk itu, dia mengharapkan guru agama tidak boleh hanya mengeluh.

"Yang diperlukan bagaimana memberikan kemampuan menangkal, jangan (mengeluh) bagaimana ini? Anak-anak kita ini hidup di keramaian, siapapun keluarganya bisa terserang," katanya.

Menurut Malik yang juga mantan Menteri Pendidikan Nasional itu, pendidikan agama tidak berada di ruang kosong. Anak-anak sekarang berada di abad 21 dan sudah sangat akrab dengan teknologi.

Jadi, kata dia, bukan lagi saatnya mengajak anak-anak melawan arus zaman, tugas para guru agama adalah menjadikan anak-anak didik yang taat mengamalkan nilai-nilai agama Islam sehingga mampu menyesuaikan diri sesuai koridor agama.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement