Rabu 15 Jul 2015 13:23 WIB

Kemenag Bukan Berpihak ke NU dan Muhammadiyah

Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin (kedua kiri) memberikan keterangan pers di Gedung Kemenag, Jakarta, Selasa (16/6).(Republika/Prayogi)
Foto: Republika/Prayogi
Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin (kedua kiri) memberikan keterangan pers di Gedung Kemenag, Jakarta, Selasa (16/6).(Republika/Prayogi)

REPUBLIKA.CO.ID, BANJARMASIN -- Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kanwil Kemenag) Kalimantan Selatan H Muhammad Tambrin mengungkapkan, pihaknya akan menggelar rukyatul hilal atau melihat posisi bulan untuk menentukan datangnya 1 Syawal atau Hari Raya Idul Fitri 1436 Hijriah. "Rencananya besok sore (Kamis,16/7) kita gelar rukyatul hilal bertempat di puncak gedung Bank Pemerintah Daerah (BPD) Kalsel di Jalan Lambung Mangkurat, Banjaramsin," ujarnya, Rabu (15/7).

Dia menuturkan, kegiatan ini merupakan tugas bagi instansinya atau Kanwil Kemenag se-Indonesia, baik tingkat provinsi maupun kabupaten/kota, yakni, untuk memastikan datangnya bulan Syawal atau Hari Raya Idul Fitri yang akan diumumkan pemerintah secara resmi.

"Karena kan di negara kita ini ada dua organisasi besar Islam, NU dan Muhammadiyah, keputusan menetapkan 1 Syawal itu ada yang menurut hisab atau yang melalui rukyat, maka pemerintah jadi pihak yang ketiga, bukan berpihak satu di antara keduanya," terang Tambrin.

Dia mengharapkan, apapun keputusannya pemerintah nanti tentang penentuan 1 Syawal ini, semuanya bisa saling menghormati, meski harus berbeda pendapat, yakni, Jumat (17/7) atau Sabtu (18/7) datangnya hari raya. "Karena perbedaan itu sudah sering terjadi di negara kita, jadi jangan diributkan, saling menghormati dan toleransi saja," ucapnya.

Terkait kegiatan rukyatul hilal, Tambrin menyatakan, apa yang disaksikan nantinya dari pengamatan di daerah ini, akan pihaknya laporkan ke Kemenag pusat sebagai masukan bagi pertimbangan di sidang isbat. "Bahwa kegiatan rukyatul hilal ini memang penting dilakukan untuk mengetahui posisi bulan menjelangnya tenggelam matahari pada Kamis itu," jelasnya.

Sebagaimana yang ditetapkan pemerintah, ungkapnya, penetapan awal bulan lewat rukyatul hilal ini untuk mengetahui posisi bulan sudah memasuki lebih dua derajat di atas ufuk yang memenuhi kriteria imkanurrukyat (Mabims) yang disepakati pemerintah dalam menentukan masuknya bulan baru.

Kegiatan ini, ucap dia, akan disaksikan pihak Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kalsel, Badan Hisab dan Rukyah Kalsel, Unsur Akademisi dari IAIN Antasari Banjarmasin, Pengadilan Tinggi Agama Kalsel, Ormas Keagamaan, Dewan Masjid, Praktisi Hisab dan Rukyat, dan unsur Kanwil Kemenag Kalsel.

 

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement