Jumat 24 Apr 2015 16:55 WIB

Din: Ekonomi Islam untuk Kemashlahatan Dunia

Rep: Heri Purwata/ Red: Damanhuri Zuhri
Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin.
Foto: Republika/Tahta Aidilla
Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Prof Din Syamsuddin mengatakan sistem ekonomi Islam tak hanya bermanfaat bagi umat Islam. Sistem ekonomi Islam bisa digunakan lebih luas yang menjangkau semua umat agama di dunia.

Din mengemukakan hal tersebut ketika menjadi keynote speech International Conference On Islamic Economics And Financial Inclusion (ICIEFI), di Kampus Terpadu Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Jumat (24/4).

Konferensi yang digelar program studi Ekonomi Perbankan Islam (EPI/FAI) dan Ekonomi Keuangan dan Perbankan Islam (EKPI/FE) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) bekerjasama dengan Institut Pengurusan dan Penyelidikan Fatwa se-Indonesia (INFAD), Universitas Sains Malaysia (USIM) dan International Institute of Islamic Thought (IIIT) USA ini berlangsung Kamis-Jumat (23-24/4).

Konferensi ini bertujuan untuk mengangkat permasalahan perbankan dan ekonomi serta mengembangkan ekonomi Islam dunia.

 

Din mengatakan sistem ekonomi Islam berbeda dengan sistem ekonomi yang saat ini banyak diterapkan di negara-negara maju dan berkembang.

Sebab sistem ekonomi yang dianut banyak negara mengarah pada sistem ekonomi liberal dan kapitalis yang lebih menguntungkan segolongan kecil saja.

Padahal, lanjut Din, sistem ekonomi yang baik itu tidak menguntungkan segolongan kecil orang saja. Tapi juga menguntungkan banyak pihak. Hal inilah yang menurutnya tidak ada di sistem ekonomi liberal dan kapitalis.

“Sedangkan dalam sistem ekonomi Islam, hal itu sudah diatur. Dalam sistem ekonomi Islam tersebut kita diajarkan bagaimana seharusnya menerapkan dan menjalankan perekonomian,” katanya.

Dalam ekonomi Islam sendiri menurut Din, orang-orang diajarkan untuk bagaimana agar antara masyarakat dan pelaku usaha tersebut sama-sama bekerja untuk kemashlahatan bersama. Bukan lagi bekerja untuk kebaikan atau keuntungan yang akan didapat sendiri.

“Jadi sistem ekonomi Islam ini adalah solusi untuk permasalahan kemiskinan saat ini. Karena dengan menjalankannya kita dapat memberikan kemashalahatan bagi umat dunia,” ungkapnya.

Berdasarkan maqoshid syariah, kata Din, tujuan syariah tidak cukup hanya untuk agama sendiri. Tetapi hal yang responsif dan bisa memberikan jawaban terhadap masalah dunia.

Din jmenambahkan penerapan sistem ekonomi Islam tersebut merupakan proyek umat Islam untuk kemashlahatan semua manusia di muka bumi ini. Umat Islamlah menurut Din yang harus menjadi motor penggerak dalam menerapkan sistem ekonomi Islam tersebut.

“Kita harus menyiapkan segala sesuatunya dengan seksama. Jika negara di Asia Timur seperti Tiongkok dan India bisa mandiri dengan sistem ekonominya, sekarang, negara-negara di kawasan Asia Tenggara seperti Indonesia, Malaysia dan Brunei Darussalam harus mandiri dengan menerapkan sistem ekonomi Islam,” ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement