Ahad 08 Mar 2015 20:19 WIB

Masjid Harus Penuhi Kebutuhan Pemuda dan Remaja

Rep: c08/ Red: Agung Sasongko
Sejumlah peserta mengikuti pelatihan fotografi di Masjid Agung Sunda Kelapa, Jakarta Pusat. Pelatihan tersebut diadakan oleh Remaja Masjid Sunda Kelapa (RISKA).
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Sejumlah peserta mengikuti pelatihan fotografi di Masjid Agung Sunda Kelapa, Jakarta Pusat. Pelatihan tersebut diadakan oleh Remaja Masjid Sunda Kelapa (RISKA).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Saat ini, peranan pemuda di masjid sangat minim. Ini terjadi, karena masyarakat cenderung mempercayakan pengelolaan masjid kepada kalangan orang tua.

Hal itu diungkap Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) HR Maulany, Ahad (8/3). “Masyarakat kita yang cenderung percaya kepada yang tua. Harusnya yang muda juga diberi ruang,” ujar Maulany.

Sebaiknya, kata Maulany, generasi muda dan remaja juga diberi ruang untuk melakukan kreativitas di masjid guna meransang pemuda kembali meramaikan masjid dengan aktivitas-aktivitas positif. Dengan begitu, pemberdayaan aktivitas remaja masjid dapat mengantisipsasi datangnya berbagai aliran sesat yang saat ini cukup banyak di Indonesia.

Karena itu, lanjut dia, setiap masjid harus mempunyai program yang sesuai dengan kebutuhan remaja dan pemuda, tertama dalam mengakses ilmu pengetahuan yang sesuai dengan usia muda dan remaja.

Hal ini menurut Maulany bertujuan untuk meransang agar kegiatan remaja masjid mulai kembali disemarakkan. Ia mengakui, saat ini aktivitas remaja masjid cenderung menurun karena kurangnya program masjid yang memberi ruang bagi kalangan muda dan remaja.

“Harusnya setiap program masjid juga harus sesuai dengan bentuk kebutuhan kepemudan dan remaja. Misalnya kebutuhan untuk bimbingan belajar, Masjid harusnya juga ambil, peranan itu,” kata Maulany.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement