Rabu 11 Feb 2015 17:07 WIB

Keraton Yogyakarta Dipuji karena Terapkan Nilai Islam Khilafah Utsmani

Rep: Dyah Ratna Meta Novia/ Red: Karta Raharja Ucu
Raja Keraton Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono ke X
Foto: Antara
Raja Keraton Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono ke X

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sosiolog UIN Syarif Hidayatullah, Musni Umar mengapresiasi upaya Sri Sultan Hamengkubuwono X untuk memberikan pencerahan dan penyadaran kepada umat Muslim, jika Keraton Yogyakarta sebagai tempat melanjutkan nilai-nilai Islam yang dibawa pada masa Khilafah Turki Utsmani.

Hingga kini, ujar Musni, Keraton Yogyakarta masih melaksanakan  nilai-nilai Islam yang dibawa pada masa Khilafah Turki Utsmani. "Nilai-nilai itu antara lain kebersamaan, pembaharuan, kesetaraan, persamaan," ujarnya, Rabu (11/2).

Di era modern, terang Musni, nilai-nilai ini harus dipraktekkan dengan kepedulian pemerintah memajukan masyarakat bawah atau wong cilik. Sebab, Islam itu membawa pembaruan dan kemajuan bagi umatnya dan semesta alam.

"Kunci dari kemajuan adalah pendidikan. Pemerintah harus memutus rantai kemiskinan dan kebodohan dengan pendidikan," katanya.

Hal ini bisa dilakukan dengan pembentukan Komisi Beasiswa yang pelaksanaannya dipimpin oleh tokoh masyarakat, tokoh pendidikan, tokoh sosial dan  budaya. Dananya berasal dari APBD maupun dana Corporate Social Responsibility (CSR) dari berbagai perusahaan.

Dana itu digunakan untuk memberikan beasiswa kepada anak-anak miskin. Mereka disekolahkan sampai kuliah. "Mereka diberi biaya hidup, termasuk uang makan, uang beli baju, dan beli buku. Namun mereka disekolahkan di luar kampung halamannya agar bisa mengenal dunia luar," kata Musni.

Misalnya, anak dari kampung di Yogyakarta disekolahkan di Jakarta, di Surabaya, di Sulawesi, di Sumatera. Mereka harus sekolah di luar kampungnya agar punya pengalaman mandiri dan belajar di dunia luar.

"Mereka ini dikirim untuk memotong lingkaran kemiskinan dan kebodohan. Ketika mereka kembali ke kampung halamannya mereka diharapkan bisa membawa pembaruan dan kemajuan," ucap dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement