Rabu 29 Oct 2014 16:03 WIB

Ulama Irak: Perangi Radikalisme dengan Keindahan Islam

Rep: cr02/ Red: Agung Sasongko
Mualaf Amerika yang diancam akan dibunuh oleh ISIS
Foto: VOA
Mualaf Amerika yang diancam akan dibunuh oleh ISIS

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Majelis Ulama Irak, Syekh Khaled Al-Mulla mengatakan, bahwa radikalisme telah menjadi tantangan besar bagi dunia Islam di negara manapun. Pasalnya, radikalisme yang kini beredar luas di seluruh dunia sangat berbahaya.

"Banyak dari mereka yang telah menghasut para generasi muda untuk melakukan hal yang bertentangan dengan ajaran agama islam. Banyak pula kini terjadi peperangan antar sesama umat Muslim yang saling berbeda pandangan," kata dia di Jakarta, Rabu (29/10).

Syekh Mulla menjelaskan bahwa penyebab utama radikalisme berasal dari permasalahan internal. Kebodohan dan pandangan yang terlalu sempit menjadi celah bagi kaum radikal untuk melebarkan sayapnya di seluruh dunia. "Masyarakat terlalu mudah untuk dipengaruhi bila merekakurang memahami permasalahan yang terjadi, kita harus membantu mereka sekaligus memerangi radikalisme," kata Syekh Mulla di Jakarta, Rabu (29/10).

Menurut Syekh Mulla, pendidikan yang lebih mendalam mengenai ajaran agama islam perlu ditingkatkan. Selain itu, para ulama juga harus lebih mengajarkan mengenai keindahan islam serta menyampaikan kesejukan dalam setiap ceramah kepada umat sesuai dengan ajaran agama islam.

Syekh Khaled sangat berharap para ulama melalui khutbah Jumat seperti di Maroko memberikan cerita yang bertema menyejukan umatnya dan tidak menghasut dengan cerita-cerita yang dinilai masuk dalam kategori radikalisme.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini

Apakah internet dan teknologi digital membantu Kamu dalam menjalankan bisnis UMKM?

  • Ya, Sangat Membantu.
  • Ya, Cukup Membantu
  • Tidak
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
كَانَ النَّاسُ اُمَّةً وَّاحِدَةً ۗ فَبَعَثَ اللّٰهُ النَّبِيّٖنَ مُبَشِّرِيْنَ وَمُنْذِرِيْنَ ۖ وَاَنْزَلَ مَعَهُمُ الْكِتٰبَ بِالْحَقِّ لِيَحْكُمَ بَيْنَ النَّاسِ فِيْمَا اخْتَلَفُوْا فِيْهِ ۗ وَمَا اخْتَلَفَ فِيْهِ اِلَّا الَّذِيْنَ اُوْتُوْهُ مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَتْهُمُ الْبَيِّنٰتُ بَغْيًا ۢ بَيْنَهُمْ ۚ فَهَدَى اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لِمَا اخْتَلَفُوْا فِيْهِ مِنَ الْحَقِّ بِاِذْنِهٖ ۗ وَاللّٰهُ يَهْدِيْ مَنْ يَّشَاۤءُ اِلٰى صِرَاطٍ مُّسْتَقِيْمٍ
Manusia itu (dahulunya) satu umat. Lalu Allah mengutus para nabi (untuk) menyampaikan kabar gembira dan peringatan. Dan diturunkan-Nya bersama mereka Kitab yang mengandung kebenaran, untuk memberi keputusan di antara manusia tentang perkara yang mereka perselisihkan. Dan yang berselisih hanyalah orang-orang yang telah diberi (Kitab), setelah bukti-bukti yang nyata sampai kepada mereka, karena kedengkian di antara mereka sendiri. Maka dengan kehendak-Nya, Allah memberi petunjuk kepada mereka yang beriman tentang kebenaran yang mereka perselisihkan. Allah memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki ke jalan yang lurus.

(QS. Al-Baqarah ayat 213)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement