Rabu 13 Aug 2014 09:58 WIB

MUI: Dakwah Ulama Harus Menyesuaikan Zaman

Unjukrasa menolak paham ISIS di Indonesia.
Foto: Republika/Tahta Aidilla/ca
Unjukrasa menolak paham ISIS di Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR – Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Bogor, Jawa Barat menilai, cara dakwah atau pemberdayaan umat oleh para tokoh agama harus disesuaikan dengan kebutuhan zaman agar umat tidak meninggalkan keagamaannya.

"Selama ini ustaz atau tokoh agama memberikan ceramah berupa dogma saja. Tetapi bagaimana mengajarkan Islam secara utuh itu yang harus disampaikan kepada umat saat ini," kata Ketua VI komisi Fatwa MUI Kota Bogor Fachrudin Sukarno, Selasa (12/8).

Fachrudin mengatakan, banyaknya masyarakat yang terjebak atau tersangkut aliran sesat atau masuk dalam organisasi radikal seperti Islamic State of Irak and Syria (ISIS), dikarenakan kurangnya pemahaman agama secara utuh oleh umat tersebut.

Kondisi saat ini, terjadi penurunan keimanan di masyarakat, karena banyak masyarakat telah meninggalkan agamannya, tidak ingin belajar agama. Sehingga mudah terprovokasi.

Menurutnya, jika pemberdayaan umat atau pembinaan akhlak dilakukan secara menyeluruh, lewat peran alim ulama yang proaktif mendakwahkan nilai-nilai agama akan membuat masyarakat lebih kuat dan tidak mudah terprovokasi.

Terkait paham ISIS yang kini ramai jadi pembicaran, lanjut Fachrudin, MUI telah sepakat menyatakan dilarang karena tidak sesuai dengan syariat Islam.

Dalam menjaga keimanan masyarakat, MUI Kota Bogor sudah memiliki program-program pembinaan umat, yang mencakup semua wilayah mulai dari tingkat RT, RW, kelurahan hingga kecamatan yang dilakukan setiap sebulan sekali.

Untuk mencegah beredarnya paham ISIS di Kota Bogor, MUI juga berkoordinasi dengan sejumlah organisasi Islam di masyarakat memantau aktivitas warga dan organisasi lainnya.

"Hingga kini MUI belum menerima adanya laporan terkait aktivitas ISIS di Kota Bogor. Namun, kita akan terus memantau perkembangannya, sembari terus meningkatkan dakwah-dakwah kepada umat," kata Fachrudin.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement