Jumat 06 Dec 2013 19:02 WIB

Pemuda Muhammadiyah Gelar Tanwir II

Logo Pemuda Muhammadiyah (ilustrasi).
Foto: Blogspot.com
Logo Pemuda Muhammadiyah (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, Kader Pemuda Muhammadiyah siap bertransformasi untuk berjuang di wilayah kebijakan publik. Sehingga, kader Pemuda Muhammadiyah tak hanya berguna bagi Persyarikatan Muhammadiyah, juga bagi bangsa dan negara. Sebuah komitmen mulia yang tercetus dalam Tanwir II Pemuda Muhammadiyah di Pekanbaru, pekan lalu.

Ketua Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah Saleh Partaonan Daulay berharap para kader Pemuda Muhammadiyah mampu menempati posisi strategis sebagai pengambil kebijakan.

Saat ini, kata dia pada pembukaan Tanwir II Pemuda Muhammadiyah, banyak kader Pemuda Muhammadiyah yang mampu menempati posisi di pemerintahan maupun di legislatif, baik di daerah maupun pusat. Mereka bertransformasi demi dakwah persyarikatan. ”Kita berharap lebih banyak lagi,” kata Saleh.

Saleh melanjutkan, selain transformasi, Pemuda Muhammadiyah juga harus melakukan konsolidasi organisasi demi menggerakkan roda keorganisasian.

Menurutnya, hal tersebut sudah dapat dibuktikan dengan hampir seluruh wilayah dan daerah yang telah melakukan reorganisasi kepengurusan di tingkat masing-masing.

Kaderisasi, menurut Saleh, juga tidak kalah penting, karena dari proses tersebut Pemuda Muhammadiyah dapat menghasilkan kader terbaiknya. "Karena mereka yang kita kader adalah pelanjut kepemimpinan kita di Pemuda Muhammadiyah," katanya.

Ketua MPR RI periode 1999-2004, Amien Rais, mengatakan pemuda Muhamadiyah harus bisa menjadi pemuda yang berkarakter. Dia berharap Pemuda Muhammadiyah jangan menjadi kader yang karen, kawin leren.

Menjadi kader Muhanmadiyah jangan cuma aktif di kegiatan hanya saat ini saja, tapi harus bisa menjadi kader Muhammadiyah yang berkelanjutan. “Untuk selama-lamanya," ujar Amien.

Selain itu, Amien juga mengajak seluruh peserta Muhammadiyah untuk tidak bersifat netral, tetapi harus punya sikap yang jelas, yakni berpihak kepada orang-orang miskin dan tidak berpihak kepada para konglomerat.

Sebab, orang-orang miskin itu membutuhkan bantuan orang lain. “Sementara para konglomerat bisa mengurus dirinya," kata Amien. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement