Rabu 29 Feb 2012 21:37 WIB

Dideklarasikan, Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Beberapa sosok intelektual dan ulama muda Indonesia mendeklarasikan diri dalam sebuah organisasi bernama Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI) di Jakarta, Selasa (28/2).

Keterangan tertulis panitia yang diterima di Jakarta, Rabu, menyebutkan, para intelektual dan ulama muda dalam deklarasi itu menyepakati berdirinya MIUMI dan menunjuka Dr Hamid Fahmi Zarkasyi (ketua program kader ulama pesantren Gontor, Ponorogo) sebagai Ketua Majelis Pimpinan MIUMI dan H Bachtiar Nasir, Lc sebagai sekjen MIUMI.

Sejumlah pakar sebagai dewan pendiri antara lain Adrian Ansaini (ketua program magister dan doktor pendidikan Islam universitas Ibn Khaldun, Bogor); Muchlis M. Hanafi  (Pusat Studi Al-Aqur’an Depag); M Idrus Ramli (Pengurus NU Jember); Muh. Zaitun R. (Wahdah Islamiyah-Makassar).

Kemudian, Nashruddin Syarief, Jeje Zaenuddin (Pemuda Persis); Fahmi Salim (Komisi Kajian dan Penelitian MUI); Ahmad Sarwad (Rumah Fiqih Indonesia); Farid A. Okbah (Yayasan Al Islam); Fadzlan Gamaratan (Yayasan Al-Fatih Kaaffa Nusantara); Henri Shalahuddin (Peneliti dan Sekretaris Insists); Asep Sobari (Redaksi Majalah Gontor) dan M. Khudori (Alumnus Gontor dan Universitas Islam Madinah).

Ketua MIUMI terpilih, Dr Hamid Fahmi Zarkasi menjelaskan, lahirnya organisasi ini bukan untuk menyaingi MUI, tapi justru memperkuat otoritas lembaga keulamaan setingkat MUI.

Sekjen MIUMI H Bachtiar Nasir Lc, mengatakan, MIUMI diharapkan bisa merevitalisasi dari perbedaan yang terjadi seperti, lebaran dua versi, jatuh hari puasa berbeda, kelemahan pemimpin formal dan informal serta melemahnya lembaga ulama.

"Cikal bakal" pendirian MIUMI dilakukan pada awal 2012. Saat itu, Ustaz Bachtiar Nasir Lc., MM merangkul sejumlah intelektual dan ulama muda dari berbagai organisasi kemasyarakatan (ormas) Islam untuk bersama. Pada 3 Januari 2012 lalu, 15 ulama muda berkumpul di markas Ar-Rahman Quranic Learning (AQL) yang saat itu berada di Jalan Karang Asem Raya no 23, Kuningan, Jakarta Selatan.

Dalam pertemuan tersebut, pada pendiri MIUMI meyakini, wadah yang akan dibentuk dapat memberikan harapan yang besar pada dunia dakwah Islam di Indonesia. Sebab, mereka sepakat tidak melakukan konfrontasi atau pertentangan dengan lembaga Islam atau ormas Islam yang sudah ada.

"Kami sepakat untuk memberikan yang terbaik untuk membantu ormas-ormas atau lembaga-lembaga yang sudah ada. Jadi keberadaan kami ini tidak untuk mempertajam perbedaan yang ada, tetapi kita ingin memberikan kontribusi yang yang nyata yang dibutuhkan oleh umat," kata Bachtiar.

Ustadz M Idrus Ramli dari NU Jember, menilai, pada masa sekarang peran kaum inteletual dan ulama muda sangat dibutuhkan ketika para ulama senior yang sudah sepuh, banyak aktivitas keumatan yang bersifat lokal dan nasional. Ia melihat, akhir-akhir ini banyak ruangan kosong di tengah umat yang membutuhkan sentuhan para dai, khususnya oleh kalangan intelektual dan ulama muda.

Sementara itu, Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesa (MUI) Pusat, Dr Din Syamsuddin menyambut baik lahirnya organisasi MIUMI.

Menurut Din, kehadairan organisasi bukan saingan MUI, sebab kehadirannya justru mengoptimalkan peran ulama dan membantu otoritas keulamaan. Dengan adanya lembaga keagamaan yang notabene dihuni cendekiawan muda itu, MUI semakin terbantu dalam malakukan perjuangan agama.

Ketua Umum PP Muhammadiyah ini menyarankan agar MIUMI bisa menampilkan watak Islam, yakni sebagai agama kasih sayang dan perdamaian, keadilan, kemajuan, serta agama kesaksian.

Sementara itu, tokoh Muslim Prof. Dr. Mohammad Mahfud M.D yang juga Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) mengingatkan, agar kehadiran lembaga ulama muda itu diharapkan bisa meningkatkan kualitas ulama. "Semoga bisa meningkatkan kualitas ulama, terutama dari sisi kredibilitasnya ketika menghadapi fatwa-fatwa pesanan," ujarnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement