Kamis 27 Mar 2014 10:33 WIB

Warisan Tatar di Finlandia (2-habis)

Rep: Ani Nursalikah/ Red: Chairul Akhmad
Muslim di Finlandia.
Foto: Todayszaman.com
Muslim di Finlandia.

REPUBLIKA.CO.ID, Di Helsinki juga terdapat tujuh tempat ibadah yang diubah fungsinya menjadi masjid. Masjid-masjid ini, misalnya, menempati tempat yang dulunya adalah bank atau bioskop tua. 

Masjid dan pusat kebudayaan pertama bagi Muslim Syiah didirikan di Helsinki tahun lalu. Peresmian Masjid Hazrat Fatemeh Zahra ini dihadiri banyak tokoh Islam, duta besar Iran, dan kepala kantor perdana menteri.

Masjid tersebut dibangun oleh Pusat Risalat Ahlu-Bayt (AS) yang merupakan bagian dari Dewan Risalat Ahlu-Bayt (AS). Organisasi ini memulai aktivitasnya sekitar 10 tahun lalu dan sekarang memiliki 1.000 anggota terdaftar.

Kegiatan mereka, antara lain, menerbitkan majalah Salam dan sejauh ini telah menerbitkan empat buku dalam bahasa Finlandia. Organisasi itu juga sering mengadakan kegiatan budaya dengan gereja dan organisasi setempat.

Jumlah imigran meningkat drastis pada awal 1990-an. Tidak butuh waktu lama bagi imigran ini untuk mendirikan masjid dan membentuk komunitasnya. Pemerintah Finlandia menyediakan berbagai fasilitas gratis bagi para imigran, mulai dari pendidikan, keamanan, dan kesehatan.

Pemerintah juga menyediakan kursus bahasa Finlandia bagi imigran. Banyak pula imigran yang mencari suaka di negara tersebut.

Karena alasan itu pula banyak imigran, terutama dari Somalia, yang berbondong-bondong datang. Sebagian besar dari mereka bahkan tidak berpendidikan. Jumlah imigran dari Somalia pada 2010 dua kali lipat lebih banyak dari 2009.

Diperkirakan lebih dari 1.000 warga asli Finlandia menjadi mualaf. Sebagian besar adalah perempuan yang diperistri laki-laki Muslim.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement