Senin 03 Jun 2013 19:52 WIB

Serangan Islamofobia Terhadap Masjid Jadi Tren di Inggris

Rep: Agung Sasongko/ Red: Citra Listya Rini
Islamofobia (ilustrasi)
Foto: Bosh Fawstin
Islamofobia (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, WOOLWICH -- Serangan terhadap tentara Inggris membuat umat Islam jadi kambing hitam. Situasi ini tentu membuat muslim Inggris tertekan.

"Kita seolah disalahkan. Ini terlihat peningkatan kebencian. Tak tanggung berapa insiden terjadi," komentar Fiyaz Mughal, aktivis muslim Inggris seperti dikutip The Telegraph, Senin (3/6).

Menurut Fiyaz, posisi yang terpojok atas kejadian itu menjadi Muslim rentan terkena serangan Islamofobia. Yang memprihatinkan lagi serangan Islamofobia itu semakin ekstrim. 

"Skala serangan meningkat luar biasa. Selanjutnya, rasa taku membayangi Muslim," ujar dia.

 

Dari proyek 'Tell Mama' yang dibiayai pemerintah Inggris tercatat telah terjadi 212 insiden serangan Islamofobia pascaserangan Woolwich. Sekitar 120 diantara terjadi di internet, 28 serangan fisik, dan 11 serangan terhadap masjid. 

"Khusus serangan terhadap masjid, ini menjadi manifestasi serius dari sentimen anti Islam," kata Fiyaz.

Melihat dari kondisi ini, pemerintah Inggris menerapkan kebijakan keliru. Kebijakan anti-ektrimis yang diterapkan hanya akan meruntuhkan kepercayaan muslim. 

"Saya tidak melihat kebijakan ini mengakhiri serangan. Justru kebijakan ini malah mendorong Islamofobia," begitu Fiyaz berpendapat. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement