Jumat 24 May 2013 18:37 WIB

Muslim Inggris Gunakan Media Sosial Redam Sentimen Anti-Islam

Rep: Agung Sasongko/ Red: Ajeng Ritzki Pitakasari
Bunga dari warga untuk penghormatan terhadap tentara korban penyerangan dan pembunuhan di Woolwich
Foto: AP PHOTO
Bunga dari warga untuk penghormatan terhadap tentara korban penyerangan dan pembunuhan di Woolwich

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON--Penembakan terhadap dua orang tentara di Woolwick, memicu sentimen anti-Islam dan Muslim. Karena itu, mereka coba redakan situasi dengan menggelar kampanye via media sosial.

"Perlu kami tegaskan di sini, serangan Woolwich tidak ada hubungannya dengan Islam. Semuanya dilakukan atas nama Islam," kata Imran Khan, salah seorang aktivitis yang ambil bagian dalam kampanye tersebut, seperti dikutip The Indenpendent, Jumat (24/5).

Pesan yang dipublikasikan Khan, merupakan salah satu contoh kampanye yang dijalankan via jejaring sosial Facebook. Melalui akun Facebook itu, komunitas Muslim coba memaparkan pandangannya soal tragedi tersebut.

"Saya telah meminta maaf kepada hal yang tidak dilakukan. Dapat saya pastikan disini, serangan itu tidak ada hubungannya dengan Islam," kata Nader, aktivis lainnya.

Sementara itu, Dewan Muslim Inggris (MCB) mengutuk serangan itu dan memastikan serangan itu bertentangan dengan ajaran Islam. "Tindakan itu benar-benar barbar. Kami turut berduka untuk keluarga korban," kata MCB.

Masyarakat Islam Inggris (ISB) dalam pernyataan resminya mengatakan tidak dibenarkan membunuh atas nama iman dan agama.

"Kita sebagfai Muslim memiliki komitmen terhada Allah, masyarakat dan kebenaran," kata dia. Sikap yang sama juga diungkapkan organisasi Muslim lainnya. "Teroris tidak akan pernah menang," ungkap Mohammed Shafiq dari Yayasan Ramadhan.

Fiyaz Mughal, Direktur Faith Matters menilai membunuh adalah kejahatan. Untuk itu, perlu dipastikan ada sikap saling memahami bahwa serangan ini tidak bisa diterima.

Seperti diberitakan sebelumnya, puluhan pendukung Liga Pertahanan Inggris melemparkan botol ke arah polisi dan meneriakkan slogan-slogan anti-Islam di Woolwich, London, Inggris.

Aksi itu terjadi beberapa jam setelah terjadi pembunuhan seorang tentara.Sekitar 100 orang terlibat dalam bentrokan dengan polisi selama kurang dari satu jam.

"Mereka memotong kepala tentara kita. Ini adalah Islam. Itulah yang kita lihat hari ini," ujar pemimpin kelompok tersebut, Tommy Robinson dilansir the Guardian.

Orang-orang berkumpul di dekat stasiun Woolwich  Arsenal dengan bendera dan salip setelah rencana protes beredar di media sosial.  Ratusan polisi termasuk polisi anti huru hara ditempatkan di sekitar Woolwich.

Di tempat lain, dua orang ditangkap setelah menyerang masjid. Seorang pria 43 tahun berada dalam tahanan atas dugaan percobaan pembakaran.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement