Sabtu 08 Jun 2019 19:33 WIB

Masjid-Masjid Berkubah Emas

Bangunan masjid berkubah paling mudah ditemukan di sekitar wilayah Timur Tengah

Masjid Kubah Emas
Foto: Republika
Masjid Kubah Emas

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seperti halnya menara dan mihrab, secara historis kubah belum dikenal pada masa Rasulullah SAW. Arsitek terkemuka, Prof K Cresswell dalam Early Muslim Architecture menyatakan, desain awal masjid Madinah sama sekali belum mengenal kubah. Bentuknya hanya segi empat dengan dinding sebagai pembatas sekelilingnya.

Di sepanjang bagian dalam dinding itu dibuat semacam serambi yang langsung berhubungan dengan lapangan terbuka yang berada di tengahnya. Seiring berkembangnya teknologi arsitektur, kubah pun muncul sebagai penutup bangunan masjid. 

Secara umum, bangunan masjid berkubah paling mudah ditemukan di sekitar wilayah Iran, Asia Tengah, Turki, Mesir, serta India. Bentuk kubah masjid sangat beragam. Kubah masjid di India, misalnya, bentuknya agak bulat. Lain lagi dengan bentuk kubah khas Persia. Sedangkan di Turki, bentuk kubahnya lebih bernuansa Bizantium. Di antara kubahkubah masjid di dunia itu, beberapa tampil anggun dengan warna keemasan. 

Salah satu masjid berkubah emas yang tersohor adalah Masjid Qubbah As Sakhrah atau Dome of the Rock (Kubah Batu) di Yerusalem. Brunei Darussalam memiliki dua masjid berkubah emas. Singapura memiliki Masjid Sultan yang juga berkubah emas. Di Irak, kubah emas terdapat pada Masjid AlAskari di Samarra, sedangkan di Indonesia ada pada Masjid Dian AlMahri. 

Masjid Qubbah 

As Sakhrah Berada di kompleks AlHa ram asySyarif, Kota Lama Yerusalem (Baitul Maqdis), masjid ini kerap dikira sebagai Masjidil Aqsha. Padahal, Masjid Qubbah As Sakhrah, yang tersohor dengan sebutan Dome of the Rock (Kubah Batu), bukanlah Masjidil Aqsha meski samasama berada di Yerusalem. Dome of the Rock ditandai oleh kubahnya yang kuning keemasan, sedangkan Masjidil Aqsha tampil dengan kubah berwarna biru. 

Masjid Qubbah As Sakhrah dibangun pada 685691 M atas prakarsa Abdul Malik bin Marwan, khalifah dari Bani Umayyah. Secara historis dan arkeologis, bangunan yang dikenal juga sebagai Masjid Umar ini merupakan bangunan berkubah pertama dalam sejarah arsitektur Islam. Desain masjid ini dikerjakan oleh dua arsitek Muslim berdarah Palestina, yakni Raja’ bin Hayat dan Yazid bin Salam. 

Bentuk kubah masjid ini banyak dipengaruhi arsitektur Bizantium. Di dalam masjid ini terdapat sakhrah (batu) berukuran 56 x 42 kaki. Di bawah sakhrah terdapat gua segi empat yang luasnya 4,5 meter x 4,5 meter dan tinggi 1,5 meter. n 

Masjid Sultan Omar Ali Saifuddin 

Selain masjid ini, Brunei memiliki satu masjid lain yang berkubah emas, yakni Masjid Jame’ Asr yang berada di dalam kompleks Istana Sultan Bolkiah. Dari dua masjid ini, Masjid Sultan Omar Ali Saifuddin didirikan terlebih dahulu. Mulai digunakan pada 1958, masjid ini terletak di tengah danau buatan yang bersih.

Kubahnya terbuat dari emas 24 karat. Tak heran jika pembangunannya menelan biaya tidak sedikit, yakni 5 juta dolar AS. Pada zamannya, masjid ini dipuji sebagai salah satu bangunan terindah di dunia. Karena keindahannya, masjid ini masih menjadi daya tarik utama wisata Brunei. 

Nama masjid ini diambil dari nama Sultan Brunei ke28, Omar Ali Saifuddin III. Tampil megah dengan dekorasi perahu kencana kerajaan di sebelah kiri, masjid ini memadukan gaya arsitektur Mughal dan Italia. Desainnya dibuat oleh biro arsitekur Booty and Edwards Chartered berdasarkan rancangan karya arsitek berkebangsaan Italia, Cavaliere Rudolfo Nolli. n 

Masjid Dian Al Mahri

Masjid berkubah emas yang paling baru hadir di Depok, Jawa Barat. Namanya, Masjid Dian Al Mahri, atau kerap disebut juga Masjid Kubah Emas. Diresmikan pada April 2006, masjid ini merupakan milik pribadi dari seorang pengusaha, Hj Dian Djuriah Maimun AlRasyid. Secara umum, arsitektur masjid mengikuti tipologi arsitektur masjid di Timur Tengah. Enam menara berbentuk segi enam, yang melambangkan rukun iman, menjulang setinggi 40 meter. Sementara kubah yang berjumlah lima buah, seluruhnya berlapis mozaik emas 24 karat. 

Selain menjadi tempat ibadah, masjid berdaya tampung 20 ribu jamaah ini juga menjadi objek wisata religi yang ramai dikunjungi wisatawan, utamanya pada hari libur. Di sekitar masjid ini, terhampar taman dengan penataan yang apik. Terdapat pula gedung serbaguna yang dimanfaatkan sebagai tempat istirahat para pengunjung. 

sumber : Islam Digest Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement