Jumat 24 May 2019 17:31 WIB

Ummu Rafi Pelayan Kepercayaan Rasulullah

Kedekatannya dengan Rasulullah merupakan pintu ilmu baginya.

Ilustrasi Perempuan Salehah
Foto:

Salma segera memanggil Abi Rafi untuk menyampaikan kabar gembira kepada Rasulullah. Terpancar kebahagiaan dari wajah Rasulullah ketika Abi Rafi memberi tahu kelahiran Ibrahim. 

Setelah tujuh hari, Rasulullah menggelar akikah dan memberi nama bayinya, Ibrahim. Sayang usia Ibrahim tidak panjang. Putra Rasulullah itu wafat di tengah masa penyusuan oleh Ummu Saif. 

Nabi memeluk putranya sambil berlinang air mata. Rasulullah berkata, ‘’Wahai Ibrahim, kalau bukan karena perkara yang sudah pasti terjadi dan janji yang benar, kalau bukan karena orang-orang yang akhir akan menyusul orangorang yang mendahuluinya, sungguh kami akan merasa sedih dengan kesedihan yang lebih dari ini. Sungguh, kami sangat bersedih atasmu, wahai Ibrahim.’’ 

Kesetiaan 

Ummu Rafi setia menjadi pelayan rumah tangga Rasulullah. Ia dekat dengan putraputrinya. Kedekatan ini langgeng hingga usia mereka dewasa. Demikian juga dengan perannya sebagai bidan. Ia menangani proses melahirkan putri Rasulullah, Fatimah az-Zahra, hingga kelahiran anak keempat. 

Kepercayaan Fatimah terhadap Salma, tak terhenti pada pengabdian fisik semata. Salma, konon kerap menerima hadis secara langsung dari Rasulullah. Selain dia, ada deretan nama pelayan lainnya seperti Ummu Salamah dan Anas bin Malik. 

Salma berada di sisi Fatimah ketika putri kesayangan Rasulullah itu mengembuskan napas terakhir. Tepat enam bulan pascakematian ayahandanya. Salma melayani keluarga Rasulullah sepenuh hati, sampai detik-detik ajal menjemput. 

Sebelum wafat, Fatimah meminta bantuan kepada Ummu Rafi untuk menyiramkan air ke tubuhnya (dimandikan--Red). Setelah itu, istri Ali bin Abi Thalib tersebut mengenakan pakaian yang terbaik. Sementara Ummu Rafi mendapat tugas menyiapkan pembaringan di tengah rumah. 

Fatimah pun berbaring menghadap kiblat di tempat yang disediakan Ummu Rafi. Putri Rasulullah ini berpesan kepada Ummu Rafi bahwa ajalnya sudah semakin dekat. Karena tubuhnya sudah mandi, Fatimah meminta agar tidak perlu dimandikan lagi, kecuali oleh suaminya Ali bin Abi Thalib dan Asma binti Umais. Fatimah khawatir, auratnya terlihat oleh yang bukan muhrim. 

 

 

 

sumber : Dialog Jumat Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement