Ahad 19 May 2019 02:14 WIB

Serban Nabi Muhammad, Tanda Jaminan Aman Baginya

Ketika masih musyrik, sosok ini dijamin keamanannya oleh Nabi Muhammad SAW

Rasulullah
Foto: Wikipedia
Rasulullah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ada begitu banyak kisah tentang mulianya akhlak Nabi Muhammad SAW. Keutamaan pribadi beliau shalallahu 'alaihi wasallam menunjukkan pesan damai agama Islam, yakni rahmat bagi alam semesta (rahmatan lil 'alamin).

Kisah berikut adalah salah satu contoh. Saat itu, Nabi Muhammad SAW berhasil memimpin kaum Muslimin berduyun-duyun dari Madinah menuju Makkah. Kalau dahulu umat Islam selalu dipersekusi pemuka musyrik Quraisy, kini keadaannya berbalik. Orang-orang musyrik tak berkutik.

Baca Juga

Makkah dapat dibebaskan tanpa pertumpahan darah. Peristiwa fathu Makkah ini hanya menyebabkan kerusakan bagi berhala-berhala dan sistem jahiliyah. Rasulullah SAW tidak menaruh dendam. Beliau memaklumkan pemaafan dan rasa aman.

Umair bin Wahab merupakan salah satu dari sekian banyak sahabat Nabi SAW yang menyertai beliau. Pada hari itu, dia masih terkenang dengan sahabatnya di Makkah, Shafwan bin Umayah. Ketika kesempatan itu datang, Umair pun ingin mengajak Shafwan untuk masuk Islam.

Imbauan yang diumumkan Nabi SAW adalah bukti nyata. Islam mengutamakan perdamaian, alih-alih melanggengkan permusuhan. Karena itu, Umair optimistis Shafwan bersedia dengan penuh kerelaan hati memeluk Islam.

Namun, Umair tidak menemukan sahabatnya itu di rumahnya. Ternyata, Shafwan lebih dahulu pergi dengan membawa harta bendanya menuju Jeddah, untuk kemudian berlayar menjauh dari Hijaz.

Umair merasa sayang bila Shafwan melewatkan kesempatan besar ini. Jangan sampai dia menemui ajal dalam keadaan musyrik. Maka dia pun bergegas menemui Rasulullah SAW.

"Wahai Rasululullah, seorang sahabatku, Shafwan, termasuk pemuka kaum. Bila dia lari meninggalkan kota ini, mungkin karena takut kepada engkau. Padahal, dia belum mengetahui yang sebenarnya terjadi hari ini (fathu Makkah). Kumohon, berilah dia jaminan keamanan," tutur Umair.

"Sungguh, dia termasuk yang diberi keamanan," kata Rasul SAW.

"Wahai Rasulullah, kalau begitu, berilah kepadaku suatu tanda bukti keamanan itu."

Rasulullah SAW pun melepas serban yang dikenakannya sejak memasuki pintu gerbang Kota Makkah. Benda itu lantas diberikan kepada Umair, untuk disampaikan kepada Shafwan.

 

***

Tanpa menunggu waktu lama, dengan hati yang lapang Umair langsung menuju Jeddah. Beruntung, sahabat yang dahulu ikut Perang Badar itu akhirnya bertemu dengan Shafwan. Orang yang dicari-carinya itu tampak sedang siap-siap menaiki perahu.

"Jangan dekati aku, pergilah!" sergah Shafwan begitu melihat Umair.

"Wahai Shafwan, sungguh Rasulullah adalah manusia yang paling mulia, paling bijaksana, paling menyayangi," seru Umair menghampirinya, seraya membujuknya supaya meninggalkan perahu.

"Aku tetap tidak berani, apakah keselamatan jiwaku terjamin begitu di hadapan Muhammad?" kata Shafwan.

"Rasulullah adalah orang yang paling bijaksana, paling menyayangi. Ini aku bawakan untukmu serban Rasulullah. Inilah tanda bahwa beliau menjamin keamananmu di Makkah," ujar Umair lagi.

Shafwan menerimanya. Setelah menimbang-nimbang, akhirnya dia memilih kembali ke Makkah bersama dengan kawan lamanya itu. Keduanya lantas menghadap Rasulullah SAW.

"Kawanku mengatakan bahwa engkau menjamin keamananku di sini?" tanya Shafwan kepada Rasul SAW.

"Benar," ucap Nabi SAW.

"Aku tidak mau masuk Islam sekarang. Namun, berilah aku waktu dua bulan," katanya.

"Engkau diberi kebebasan untuk itu. Engkau bisa memilih empat bulan." Sebab, tak ada paksaan dalam memeluk Islam.

Kurang dari waktu yang ditentukan, Shafwan ternyata telah memantapkan hati. Dia pun kembali menghadap Rasulullah SAW untuk mengucapkan dua kalimat syahadat. Umair sangat terharu begitu menerima kabar ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement