Ahad 19 May 2019 02:55 WIB

Ketika Panglima Romawi Masuk Islam saat Gencatan Senjata

Panglima Romawi ini, Georgius, masuk Islam setelah berdialog dengan Khalid bin Walid

Ilustrasi Sahabat Rasul
Foto: Republika/Mardiah
Ilustrasi Sahabat Rasul

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Tidak ada paksaan dalam agama. Islam disampaikan dengan dalil tersebut. Alih-alih senjata, agama ini disebarluaskan dengan keteladanan dan akhlak yang baik.

Ada suatu kisah menarik terkait hal itu. Peristiwa ini terjadi pada diri Khalid bin Walid. Dialah sosok sahabat Nabi Muhammad SAW yang berjulukan Syaifullah al-Maslul, ‘Pedang Allah yang terhunus.’

Baca Juga

Pada masa Khalifah Abu Bakar ash-Shiddiq, umat Islam kerap mendapatkan intimidasi dari militer Romawi di utara Jazirah Arab. Karena itu, sang amirul mukminin mengirimkan pasukan Muslimin ke sana. Mereka dipimpin Khalid bin Walid.

Kejeniusan strategi perang Khalid membuat para panglima Romawi kebingungan. Mereka pun mundur teratur dari pos-pos yang kini berhasil direbut kembali pasukan Muslim. Kemudian, gencatan senjata pun disepakati antara dua kubu.

Adalah Georgius, seorang panglima Romawi yang penasaran dengan pemimpin prajurit Muslim itu. Kendati orang Arab ini adalah lawannya, Georgius tak ragu untuk mengundangnya ke wilayah netral. Toh kedua belah pihak sudah menyepakati gencatan senjata.

Sesampainya Khalid bin Walid di pos yang dijanjikan, terjadilah dialog antara dua komandan itu.

“Wahai Khalid, berkatalah jujur kepadaku. Jangan engkau berdusta karena kita orang merdeka pantang berdusta!” kata Georgius membuka pembicaraan.

“Katakanlah apa maumu,” sambut Khalid.

“Apakah Tuhan kalian telah menurunkan sebilah pedang kepada nabi kalian dari langit, kemudian diberikannya pedang itu kepada engkau, sehingga setiap engkau menghunuskannya kepada siapapun, maka pedang itu pasti membinasakan?” tanya panglima perang Romawi itu.

“Tidak,” jawab Khalid tegas.

“Lantas mengapa engkau dijuluki ‘Pedang Allah yang terhunus’?”

“Sungguh, Allah telah mengutus Rasul-Nya kepada kami. Maka sebagian dari kami ada yang mengikutinya, sebagian lain mendustakannya. Dan aku dahulu termasuk yang mendustakannya, sampai akhirnya Allah melunakkan hati ini agar menerima Islam dan petunjuk melalui Rasul-Nya,” jelas Khalid.

“Suatu hari, Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam mendoakanku. Beliau berkata kepadaku, ‘Engkaulah pedang Allah di antara sekian banyak pedang-Nya.’ Maka sejak saat itu aku dijuluki Pedang Allah,” lanjutnya.

“Untuk apa kalian diseru oleh nabi kalian?” tanya Georgius lagi.

“Untuk menyembah hanya kepada Allah dan agar menjadi (beragama) Islam,” kata Khalid.

“Apakah mereka yang masuk Islam akan mendapat ganjaran seperti yang engkau alami?”

“Benar, bahkan lebih dari itu,” ujar Khalid.

“Bagaimana mungkin? Bukankah kalian lebih dahulu memeluk Islam?”

“Kami termasuk yang hidup bersama-sama dengan Rasulullah, maka kami melihat langsung tanda-tanda kenabiannya dan mukjizatnya, sehingga wajar bila masuk Islam dengan mudah.

Adapun kalian, belum pernah melihatnya (Nabi SAW), tetapi kemudian beriman, maka pahala bagi kalian akan lebih besar, berlipat ganda. Itu jika kalian mengakui tiada zat yang layak disembah selain Allah dan Muhammad adalah utusan-Nya dengan hati yang ikhlas,” papar Khalid.

Georgius menyimak baik-baik penjelasan lawan bicaranya itu, lalu berkata, “Ajarkanlah kepadaku caranya masuk Islam, wahai Khalid.”

Georgius pun memeroleh hidayah. Petinggi militer Romawi itu kini menjadi seorang Muslim.

Setelah mengucapkan dua kalimat syahadat, dia pun shalat dua rakaat, setelah itu beranjak pergi. Kali ini, tidak kembali ke markas pasukan Romawi, tetapi mendampingi Khalid kembali ke kubu Muslimin.

Ketika gencatan senjata dicabut, pertempuran pun pecah lagi. Georgius ikut bertempur di pihak Muslimin. Akhirnya, dia gugur sebagai syuhada.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement