Sabtu 18 May 2019 12:56 WIB

Watak Peradaban Islam (2)

Di antara watak peradaban Islam adalah mengutamakan keadilan, toleransi, & kebebasan

Pameran peninggalan peradaban Islam di Andalusia
Foto: The Hurriyet Daily News
Pameran peninggalan peradaban Islam di Andalusia

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Alwi Shahab

Menurut Haekal dalam buku Pemerintahan Islam, sulit untuk menjelaskan dengan perinci sebab-sebab peradaban Islam tangguh melintasi zaman. "Namun, secara garis besar, saya dapat menunjukkan satu sebab yang sangat menentukan, yakni sesungguhnya orang-orang Arab terdorong berperang bukan pertama-tama untuk mendapatkan materi, tapi jauh lebih penting dari hal itu. Keyakinan bahwa mereka mengemban satu misi atau risalah yang harus disampaikan pada seluruh dunia demi kebaikan," jelas sejarawan Mesir itu.

Baca Juga

Haekal menambahkan, keyakinan umat Islam yang demikian telah menegakkan kedaulatan wilayah Islam sehingga sampai bertahan berabad-abad.

Namun, lanjutnya, ketika keyakinan itu memudar, keretakan demi keretakan mulai merasuki sendi-sendi kemasyarakat Islam. Nasibnya pun akan sama seperti yang dialami pelbagai imperium sebelumnya, semisal Byzantium dan Parsia.

 

Bagi umat Islam, demikian Haekal, misi yang telah dipelopori Rasulullah SAW mereka anggap sebagai amanat untuk disampaikan kepada setiap manusia. Misi itu tidak lain adalah persaudaraan dan persamaan.

Mereka berpandangan, pada hakikatnya Tuhan seluruh manusia itu satu, Tuhan yang Esa. Di hadapan Tuhan Yang Satu, semua manusia adalah sama. Tidak ada perbedaan antara orang Arab dan non-Arab kecuali ketakwaannya kepada Tuhan.

Pada masa Rasulullah, prinsip-prinsip luhur itu tersebar luas di semenanjung Arab. Setelah menetap di negara-negara yang mereka tundukkan, kaum Muslimin mulai menerapkan prinsip-prinsip mulia tadi pada penduduk setempat.

Salah satu yang menjadi dasar kebijakan pemerintahan mereka adalah toleransi beragama. Mereka tidak memaksakan seorang pun di antara penduduk negara yang ditaklukkan agar memeluk Islam.

Mereka juga memberikan berbagai kebebasan yang sudah berlaku pada saat itu: kebebasan berpikir, kebebasan mengeluarkan pendapat, serta sejumlah kebebasan lainnya. Di samping itu mereka juga menghormati segala bentuk ibadah dan akidah. Sedangkan keadilan mereka jadikan sebagai dasar pemerintahan mereka.

Dalam menerapkan keadilan ini, tidak ada beda antara Muslim dan non-Muslim. Dengan sikap demikian, tidak heran banyak orang tertarik kepada Islam. Bukan hanya itu, mereka yang non-Muslim ini juga benar-benar menikmati berbagai kebebasan.

Hal ini tidak pernah mereka alami sebelumnya, baik di Romawi maupun di negeri Arab masa jahiliyah (pra-Islam). Itulah yang mendorong mereka berbondong-bondong masuk ke dalam lingkungan agama baru, Islam.

Mereka ingin ikut menikmati prinsip-prinsip kebebasan, persaudaraan, dan persamaan yang telah ditetapkan Islam.

sumber : Pusat Data Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement