Selasa 14 May 2019 12:00 WIB

Mengenal Serbat, Minuman Populer di Dunia Islam

serbat yang terbuat dari campuran sari buah-buahan, bunga, atau tumbuh-tumbuhan.

Aneka minuman serbat khas Turki yang berasal dari masa Kesultanan Ustmani
Foto: hurriyetdailynews.com
Aneka minuman serbat khas Turki yang berasal dari masa Kesultanan Ustmani

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Ketika suatu kali bertandang ke Istanbul, Turki, sastrawan asal Inggris, Lord Byron, jatuh hati pada minuman ringan nan segar yang biasa diminum warga setempat. Saat pulang ke Inggris dan ingin menikmati minuman itu, Byron menuangkan kerinduannya lewat sebuah puisi yang ia tulis pada 1813.

Minuman yang menginspirasi Byron itu, juga tergambar dalam dongeng 1001 Malam. Apakah minuman itu? Dialah serbat yang terbuat dari cam-puran sari buah-buahan, bunga, atau tumbuh-tumbuhan. Ekstrak tadi dipadukan dengan gula dan air (dan kadang-kadang cuka) sehingga menjadi semacam sirup. Saat dinikmati, campuran ini masih ditambah lagi dengan air, es, atau bahkan salju hingga menghasilkan cita rasa yang segar.

Serbat pun menjadi minuman populer di dunia Muslim. Lantaran alkohol dilarang dalam Islam, maka serbat menjadi salah satu minuman yang paling penting dalam budaya Muslim. Bahkan, telah menjadi bagian dari bahasa sehari-hari. Dalam kosakata bahasa Arab Mesir, terdapat istilah dammu sharbaat (darahnya adalah serbat). Istilah ini merupakan salah satu bentuk pujian.

Ada pula sebutan untuk anak yang bersikap manis, yakni sharbaataat. Masyarakat setempat juga biasa mengungkapkan rasa kopi dan teh yang terasa sangat manis dengan “sharbaat”. Di kawasan Asia Tengah dan Asia Selatan, sharbat bahkan digunakan untuk nama seseorang. Seperti, pada salah satu edisi National Geographic yang menampilkan foto-foto gadis berpenutup wajah bernama Sharbat Gula dari Afghanistan.

Sebelum puisi Byron tercipta, filsuf Prancis, Bacon, pernah mencicipi serbat pada 1626. Ini menjadi salah satu catatan paling awal mengenai keberadaan serbat. Popularitas dan penyebaran kenikmatan serbat tak tergantikan sampai awal abad 20. Lewat serbat, sensasi rasa buah segar hadir dalam bentuk sirup sehingga orang-orang pada zaman itu terbantu karena tak perlu menunggu musim buah tertentu.

sumber : Mozaik Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement