Senin 29 Apr 2019 14:31 WIB

Pesona Kemegahan Masjid Badshahi

Masjid Badshashi diakui sebagai warisan dunia oleh Unesco

Masjid Badshasi di Lahore, Pakistan
Foto: youtube
Masjid Badshasi di Lahore, Pakistan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Pakistan merupakan negara dengan penduduk mayoritas Muslim. Beberapa peninggalan kerajaan Islam pun terdapat di sana. Salah satu situs sejarah yang membuktikan kebesaran Islam di Pakistan, yakni Masjid Badshahi.

Masjid yang terletak di Lahore tersebut telah diakui pula sebagai warisan dunia oleh Unesco. Tidak hanya menjadi masjid terbesar kedua di negara itu, Masjid Badshahi juga termasuk yang terbesar di dunia. Pasalnya, masjid ini mampu menampung 10 ribu jamaah di ruang shalat utama serta 100 ribu jamaah di halaman dan serambinya.

Baca Juga

Masjid Badshahi adalah peninggalan Kerajaan Mughal yang pernah menguasai kawasan Asia Selatan meliputi Pakistan dan India. Bangunan masjid dibangun pada 1673 Masehi oleh raja Mughal keenam bernama Raja Aurangzeb Alamgir. Dia putra Raja Shah Jahan, sang pembangun Taj Mahal.

Aurangzeb merupakan raja Mughal paling terkenal. Dia berhasil membawa kerajaan mencapai puncak kejayaannya. Ia memerintah pada periode 1658 sampai 1707 Masehi.

Arsitektur Masjid Badshahi berkarakter kuat, menantang, sekaligus megah. Hal itu disesuaikan dengan gelar Alamgir untuk Raja Aurangzeb yang berarti 'Penakluk Dunia'.

Sementara itu, desain Masjid Bads hahi terinspirasi dari bangunan Persia, Asia Tengah, juga India. Maka, tak heran bila visual luar masjid ini dominan warna merah bata.

Menara Masjid Badshahi cukup tinggi. Menara itu bahkan lebih tinggi 4,2 meter dari podium utama Taj Mahal. Masjid dilengkapi pula dengan halaman sangat luas berukuran sekitar sembilan hektare.

Hiasan ukiran ditambah ornamen di setiap sisi tembok membuat Masjid Badshahi makin indah. Apalagi, terdapat tiga kubah besar berwarna putih serta delapan menara setinggi 60 meter di berbagai sudut kompleks masjid.

Selain digunakan sebagai tempat ibadah, Masjid Badshahi dipakai pula untuk kajian beragam cabang ilmu pada masa itu. Di bawah pemerintahan Raja Aurangzeb, keilmuan memang berkembang pesat.

Di dalam Masjid Badshahi bahkan terdapat beberapa ruangan khusus disebut hujars. Ruangan tersebut disiapkan demi kenyamanan para penuntut ilmu.

Dilansir situs Persatuan Pelajar dan Mahasiswa Indonesia (PPMI) Pakistan, ketika Raja Aurangzeb wafat, pemberontakan terjadi di berbagai wilayah. Hal itu menyebabkan Kerajaan Mughal terpecah menjadi kerajaan-kerajaan kecil.

Meski begitu, Masjid Badshahi tetap difungsikan seperti sebelumnya. Tetapi, pada Juli 1799, masjid tersebut jatuh ke orang-orang Shikh di bawah kepemimpinan Maha raja Ranjit Sing yang menguasai Lahore.

Makin lama, bangunan masjid tampak tak terurus. Umat Islam pun dilarang beribadah di dalamnya. Kajian keilmuan yang tadinya rutin dilakukan juga tak ada lagi.

Saat Inggris menjajah India, Masjid Badshahi yang saat itu masih masuk wilayah India digunakan untuk keperluan militer penjajah. Hal tersebut tentunya tak dibiarkan begitu saja oleh kaum Muslimin.

Berbagai upaya dilakukan umat Islam agar fungsi masjid kembali seperti semula. Kemudian, sekitar 1939 Masehi, Masjid Bad shahi diaktifkan sekaligus diperbaiki kembali. Pada 1960 Masehi, perbaikan selesai menghabiskan ang gar an sebesar 5,8 juta rupee.

sumber : Dialog Jumat Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement