Kamis 25 Apr 2019 17:47 WIB

Sosok di Balik Pesona Masjid Sakirin

Masjid Sakirin berdiri megah berkat sentuhan dingin seorang arsitek wanita.

Masjid Sakirin
Foto: Woirldbulletin
Masjid Sakirin

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Wanita menjadi perancang masjid? Ini memang sangat jarang terjadi. Namun, hal itu telah menjadi kenyataan di Turki. Masjid Sakirin, yang resmi dibuka pada Mei 2009 di Istanbul, Turki, berdiri megah berkat sentuhan dingin seorang arsitek wanita, Zeynep Fadilioglu. Tak hanya dia, ia pun melibatkan sejumlah wanita lain dalam pengerjaan proyek ini. 

Mendapat sentuhan wanita, tampilan masjid ini sungguh indah dengan tampilan gaya modern yang membedakannya dengan gaya masjid-masjid lain di Turki. Sebelumnya, Zeynep lebih kerap mendesain interior rumah orang-orang kaya dan hotel-hotel megah. Ini adalah kesempatan pertamanya terjun ke bidang desain interior pembangunan rumah ibadah. 

Baginya, merancang pembangunan masjid sungguh istimewa, tak seperti ketika ia mendesain restoran atau hotel. Tak berlebihan jika Zeynep menyebut proyek religius ini sebagai karya monumentalnya.   

"Ketika saya mendapat tawaran proyek ini, air mataku meleleh. Menurut saya, ini sangat menarik karena pembangunan masjid justru ditawarkan bagi arsitek perempuan," tutur Zeynep.  Apalagi, proyek masjid ini sangat prestisius karena dipesan khusus oleh keluarga terpandang keturunan Arab-Turki di Istanbul untuk mengenang ibunda mereka.

 

Untuk masjid ini, Zeynep memadukan unsur modern dan klasik. Untuk menunjukkan bahwa Muslimah memiliki hak serta fasilitas ibadah yang sama dengan pria, ia sengaja menyediakan ruang bagi jamaah wanita yang sama besar dan sama indahnya dengan ruang bagi jamaah pria. Terlebih selama ini, ia melihat, tempat shalat di masjid bagi Muslimah Turki tak selalu terawat dengan baik.

"Saya dan tim arsitek ingin para jamaah yang memanfaatkan masjid ini merasa nyaman dan merawat karya seni ini selayaknya di rumah mereka sendiri," katanya. Dia juga menekankan, meski dia terlahir dari generasi Turki yang sekuler, persamaan hak beribadah harus diperhatikan lewat fasilitas yang ada.

sumber : Dialog Jumat Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement