Kamis 04 Apr 2019 22:59 WIB

Rahasia Sukses Tarbiyah ala Rasulullah SAW

Dalam konteks pendidikan, tarbiyah berfungsi secara kesinambungan.

Infografis Cara Rasulullah Bertutur Kata
Foto: Republika
Infografis Cara Rasulullah Bertutur Kata

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Azwar Rivai Lubis 

Tarbiyah Islamiyah diperlukan untuk mengubah kebodohan, keterbelakangan, penipuan, dan keburukan lainnya. Secara bahasa, tarbiyah berasal dari kata rabbaba-rabbaya-yurabbiya, yang artinya 'memperbaiki sesuatu dan meluruskannya.'

Baca Juga

Kata Ar-Rabbu yang ditujukan pada Allah SWT berarti pengajar, pendidik. Simak firman-Nya, "Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para malaikat lalu berfirman, 'Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu memang orang-orang yang benar.'' (QS Al-Baqarah [2]: 31).

Istilah itu bisa pula berarti Pencipta dan Pemelihara sebagaimana Allah SWT berfirman, ''Segala puji bagi Allah, Pencipta dan Pemelihara semesta alam.'' (QS Al-Fatihah [1]: 2).

 

Dalam proses pendidikan dan pengajaran, tarbiyah memiliki pengertian menyampaikan sesuatu menuju kesempurnaan dan dilakukan secara berkesinambungan sepanjang kehidupannya. Tarbiyah Rasulullah SAW kepada para sahabatnya merupakan potret paling ideal.

Ini dibuktikan dengan lahirnya generasi unggul yang sulit dicari bandingannya, seperti Abu Bakar As-Shidiq, Umar bin Khathab, Utsman bin Affan, Ali bin Abi Thalib, dan sahabat-sahabat besar lainnya.

Rahasia sukses tarbiyah Rasulullah SAW terletak pada nilai istiqamah, disiplin dalam menjaga amanah, dan universal dalam fungsional. ''Maka, istiqamahlah (kamu) sebagaimana aku perintahkan." (QS Asy-Syura [42]: 15).

Sahabat Abu Umrah Sufyan bin Abdillah berkata, ''Aku bertanya, ya Rasulullah katakanlah padaku ucapan dalam Islam yang aku tak akan bertanya lagi pada seseorang selain engkau?'' Rasulullah SAW menjawab, ''Katakanlah, aku beriman kepada Allah, kemudian istiqamahlah.'' (HR Muslim). Disiplin dalam amanah, terlihat bahwa Rasulullah SAW adalah orang yang bisa dipercaya (amanah) dalam kondisi apa pun. Hal ini pula, diakui oleh kawan maupun lawan beliau.

Dalam perjalanan hidupnya, sejak masih kanak-kanak, dewasa hingga diangkat menjadi Rasul, beliau terkenal sebagai orang jujur. Maka, karena kejujurannya dalam perkataan dan perbuatan, beliau diberi gelar al-amin, orang yang dapat dipercaya.

Sedangkan universal dalam fungsional tergambar bahwa Rasulullah SAW selain sebagai seorang pendidik, juga sebagai seorang bapak yang penyayang dan pemberani. Beliau merupakan figur yang sempurna dalam iman, ilmu, dan amal. "Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan ) hari Kiamat dan dia banyak menyebut Allah." (QS Al-Ahzab [33]: 21).

sumber : Pusat Data Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement