Sabtu 20 Apr 2019 04:04 WIB

Kejujuran Sang Saudagar Perhiasan

Islam menekankan untuk tidak membanderol dengan harga yang melampaui batas wajar.

Aktivitas jual beli di Pasar Bogor, Kota Bogor, Jawa Barat. Jalan di sekitar Pasar Bogor termasuk 12 titik rawan macet di Bogor. (Ilustrasi)
Foto:

Kelebihan

Karena Yunus merasa kasihan kepada sang pembeli, akhirnya ia meminta orang Badui itu kembali ke kedainya untuk mengambil kelebihannya. "Mari ke kios lagi supaya saya dapat kembalikan uang selebihnya kepada saudara," kata Yunus meminta.

Namun, orang Badui itu menolak dengan halus. Alasannya ia sudah merasa cocok dengan barang dan harga yang diterimanya sebesar 400 dirham. "Sebab, di kampungku harga barang ini paling murah 500 dirham," katanya.

Akan tetapi, orang Badui itu menolaknya. Namun, Yunus memohon agar mau menerima ajakannya, mengambil kelebihan pembelian sebesar 200 dirham.

Melihat ketulusan Yunus akan mengembalikan kelebihannya, akhirnya orang Badui itu mau memenuhi permintaan Yunus kembali ke kiosnya. Setelah selesai mengembalikan kelebihan uang pembelian orang Badui, Yunus memanggil saudara laki-lakinya yang tidak amanah itu.

"Apakah kamu tidak merasa malu dan takut kepada Allah SWT atas perbuatanmu menjual barang tadi dengan harga dua kali lipat?" tanya saudagar Yunus.

Namun, adik Yunus tidak mau disalahkan begitu saja. Ia berpikir, orang yang membelinya saja tidak keberatan dengan harga yang ditawarkan. Adiknya berpendapat, jika harga 400 ratus itu ditawar orang Badui tadi, ia akan menurunkan harganya sampai 200 dirham sehingga harga pokok penjualan tidak berkurang dari 200 dirham.

"Tetapi, ia sendiri yang mau membelinya dengan harga 400 dirham," katanya mencoba mempertahankan bahwa ia di pihak yang benar.

Mendengar bantahan itu, Yunus berkata. "Ya, tetapi, di atas pundak kita terpikul satu amanah untuk memperlakukan saudara kita seperti memperlakukan terhadap diri kita sendiri," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement