Rabu 17 Apr 2019 18:18 WIB

Cara Seljuk Majukan Perdagangan dan Ekonomi

Seljuk membangun infrastruktur dan fasilitas yang membantu memperlancar perdagangan.

Ilustrasi kafilah dagang di gurun pasir
Foto: saharamet.org
Ilustrasi kafilah dagang di gurun pasir

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebuah kebijakan diputuskan. Nizam al-Mulk, sang penentu kebijakan Dinasti Seljuk, memutuskan untuk menggunakan segala sumber daya dan teknologi untuk membangun infrastruktur dan fasilitas yang membantu memperlancar perdagangan. Ide yang dilontarkan cendekiawan dan perdana menteri Dinasti Seljuk ini pada akhirnya membuahkan hasil gemilang.

Para pedagang senang melewati jalur perdagangan di wilayah Muslim dan berniaga dengan para pedagang Muslim. James E Lindsay dalam bukunya, Daily Life in Medieval Islamic World, mengatakan, Nizam al-Mulk pada abad ke-11 melalui kebijakannya menekankan pentingnya inisiatif membangun peradaban guna meningkatkan perdagangan dan kemajuan ekonomi.

Banyak hal yang dititahkan. Nizam al-Mulk memerintahkan pembangunan jalur bawah tanah, membuat kanal, mendirikan jembatan yang menghubungkan antarperairan, merehabilitasi perdesaan dan perkebunan, dan mendirikan bangunan-bangunan megah. Penginapan bagus yang disebut dengan funduq juga berjajar di jalur utama perdagangan.

Bukan hanya itu, sekolah-sekolah pun bermunculan bagi mereka yang bepergian tak untuk berdagang, tetapi menimba ilmu. Keberadaan funduq di jalur utama bukan tanpa tujuan. Itu untuk mempermudah perdagangan dan menjamin para pedagang dari gangguan penjahat. Funduq umumnya berupa bangunan persegi panjang dengan pintu masuk tunggal.

Di bagian dalamnya adalah sebuah ruangan luas yang dikelilingi serambi bertiang di mana para pedagang bisa menyimpan barang-barang dagangannya. Disediakan pula layanan gratis berupa rumah singgah bagi fakir miskin, dapur makanan, bahkan layanan medis. Kebanyakan funduq berdiri di dekat masjid. Namun, pemerintah Muslim tak diskriminatif.

Mereka menyediakan pula funduq yang dilengkapi dengan gereja atau sinagoge untuk mengakomodasi para pedagang Kristen dan Yahudi. Dengan demikian, di sela-sela perjalanan dagangnya mereka berkesempatan menjalankan ibadah di tempat yang sudah disediakan.

sumber : Mozaik Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement