Rabu 17 Apr 2019 16:16 WIB

Al-Quds Begitu Istimewa

Allah SWT memilih Al-Quds sebagai tujuan isra Rasulullah.

Sejumlah perempuan Palestina berdoa di Kompleks Al Aqsha Yerusalem pada pelaksanaan Shalat Jumat kedua Ramadhan 2018, Jumat (25/5).
Foto: Ammar Awad/Reuters
Sejumlah perempuan Palestina berdoa di Kompleks Al Aqsha Yerusalem pada pelaksanaan Shalat Jumat kedua Ramadhan 2018, Jumat (25/5).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ibnu Al-Jauzi dalam kitabnya Fadlail Al-Quds memaparkan dalil-dalil yang menyatakan tentang keutamaan Al-Quds. Dalil-dalil itu terangkum dalam 27 bab. Di bab yang pertama, ia mengutip sebuah ayat tentang kisah yang menceritakan peristiwa tatkala Firaun mengejar Musa dan kaumnya.

Allah SWT berfirman, "Hai kaumku, masuklah ke Tanah Suci (Palestina) yang telah ditentukan Allah bagimu." (QS Al Maidah [6]: 21). Yang dimaksud bumi tanah suci itu ialah Palestina atau Al-Quds. Menurut Az-Zajaj, ada beberapa alasan mengapa Palestina disucikan, antara lain, karena di tempat itu, dosa-dosa kecil bisa dihapuskan.

Baca Juga

Selain itu, Al-Quds dijauhkan Allah dari segala bentuk dan aktivitas syirik sehingga menjadi tempat singgah para nabi. Ibnu Al-Jauzi juga menyampaikan sebuah hadis yang dinukil dari syekhnya, Abu Al-Ma'mar Al-Mubarak bin Ahmad Al-Anshari. Dalam hadis yang musalsal hingga Rasulullah itu, disebutkan tentang posisi penciptaan wilayah Al-Quds.

Hadis itu menyatakan bahwa daerah yang pertama kali diciptakan Allah di bumi ialah Makkah. Saat pertama kali diciptakan, Allah memosisikannya sebagai tempat yang terhormat. Makkah dilindungi oleh para malaikat sebelum Allah menciptakan apa pun selama 10 ribu tahun.

Lalu, Allah melanjutkan penciptaan Kota Madinah dan disusul kemudian Al-Quds. Usai menciptakan ketiga kawasan itu, setelah lewat 10 ribu tahun kemudian, Allah ciptakan alam semesta secara keseluruhan.

Menurut dia, Al-Quds begitu istimewa sebab Allah SWT memilih Al-Quds sebagai tujuan isra Rasulullah. "Maha Suci Allah yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya." (QS Al Isra [17] : 1).

Perhatian yang diberikan oleh Allah terhadap Al-Quds tak sebatas terhenti pada peristiwa isra. Dalam sebuah riwayat dari Ka'ab Al Akhar disebutkan bahwa Allah melakukan pengawasan terhadap Al-Quds, dua kali tiap harinya.

Keistimewaan inilah yang menjadikan Al-Quds layak dikunjungi umat Islam. Dan, sebuah riwayat yang dinukil dari Makhul menyebutkan beberapa ganjaran bagi mereka yang berziarah di Al-Quds. "Barang siapa yang mengunjungi Al-Quds dengan penuh rasa kecintaan maka Allah menjanjikan ia masuk surga dan kelak akan dikunjungi oleh para nabi di sana." Demikian pula mereka yang berbondong-bondong ke Al-Quds maka ribuan malaikat akan menyertai mereka dan meminta ampunan serta mendoakan mereka.

Shalat di Masjidil Al-Aqsha juga memiliki nilai pahala yang lebih. Diriwayatkan dari Ibnu Abbas, dari Rasulullah bahwa barang siapa yang shalat di Baitul Maqdis lima kali shalat sunah, tiap shalatnya empat rakaat dengan membaca surah Al-Ikhlas 1.000 kali maka ia telah membebaskan dirinya dari api neraka.

Riwayat lain dari Anas bin Malik menyebutkan perbandingan pahala shalat yang dilakukan di Masjidil Aqsha dibanding masjid biasa. Di masjid suci ketiga itu, pahalanya mencapai 50 ribu pahala shalat. Jumlah pahala tersebut hampir mendekati pahala shalat di Masjidil Haram, Makkah, yaitu sebesar 100 ribu pahala shalat.

Berbeda dengan shalat di masjid biasa yang pahalanya hanya mencapai 26 derajat. Demikian pula dengan ganjaran kebaikan ataupun keburukan yang dilakukan di kawasan tersebut. Sebuah riwayat Abu Al-Ma'mar Al-Mubarak bin Ahmad Al Anshari dari Shafwan bin Amar menyebutkan bahwa kebaikan dan kejelekan yang dikerjakan seseorang di Baitul Maqdis dilipatgandakan menjadi 1.000 kali lipat.

Di kawasan Baitul Maqdis, terdapat pula sejumlah situs bersejarah dan makam para nabi, antara lain-berdasarkan riwayat yang sahih-di Palestina, terdapat tempat peristirahatan terakhir Nabi Musa, Ibrahim, Ishaq, Ya'qub, dan Yusuf.

Di Palestina terdapat Mihrab Daud. Selain itu, terdapat sumber mata air Salwan. Sumber air itu dicantumkan secara tegas dalam Kitab Suci umat Kristiani, Injil. Dikatakan bahwa Salwan ialah  mata air yang disebut-sebut merupakan sumber air dari surga.

Dari air mata itu, Maryam pernah minum saat dituduh oleh masyarakat akibat kehamilannya yang di luar kebiasaan. Jika ia terbukti salah, setelah meminum air Salwan, ia disumpah meninggal dunia. Tetapi, yang terjadi malah sebaliknya. Setelah meneguk air Salwan, justru kebaikan semakin berpihak kepadanya.

sumber : Islam Digest Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement