Selasa 26 Mar 2019 18:08 WIB

Jejak Qanat di Afrika Utara

Qanat di Afrika Utara diperkenalkan pada paruh kedua masehi.

Rep: Dea Alvi Soraya/ Red: Agung Sasongko
Sistem qanat di Iran
Foto: unesco.org
Sistem qanat di Iran

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Di Afrika Utara, qanat pertama kali dikenalkan pada paruh kedua Masehi. Di sana para arkeolog melacak migrasi teknologi dari Mesir ke wilayah Fezzan di barat daya Libya, dan menyebar ke arah timur melintasi Sahara, yang saat ini disebut Aljazair dan Maroko.

Sementara, arkeolog Universitas Oxford, Andrew Wilson, menjelaskan foggara, yakni nama irigasi untuk oasis besar di Gourara, Aljazair. Pria yang mempelajari foggara selama bertahun-tahun ini mengatakan, perkembangan foggara di Aljazair mengikuti perkembangan rute hubungan dagang antara warga Tanah Arab dan Afrika. Kemajuannya juga didukung dari kesamaan kekuatan dalam konstruksi antara Aljazair dan Libya.

Baca Juga

Foggara juga ditemukan di Touat, 200 km dari Gourara. Panjang foggara di Gourara diperkirakan mencapai ribuan kilometer. Sistem ini diperkirakan sudah digunakan oleh penduduk Aljazair sejak tahun 200 Masehi , tetapi secara pasti penggunaannya dioptimal kan pada abad ke-11 oleh orang Arab dan se telah mereka menguasainya pada abad ke-10.

Dulu, foggara juga banyak ditemukan di Timimoun adalah sebuah oasis kecil di wi layah gurun Gourara, Aljazair. Di sana, sistem foggara digunakan untuk mengairi pohon kurma dan tanaman lainnya. Sempat ber jumlah hingga 250 buah, foggara di w ilayah ini belakangan banyak yang tak terpakai, bahkan mengering lantaran banyak petani yang beralih menggunakan sumur dan pompa listrik. 

Qanat juga dikembangkan para insinyur Romawi di tanah jajahan, salah satunya di Yordania. Kala itu, Romawi membangun terowongan air bawah tanah yang dinobatkan sebagai qanat terpanjang, yakni 170 kilometer. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement