Sabtu 16 Mar 2019 18:37 WIB

Kesabaran Berbuah Kebaikan

Galau muncul ketika kita tidak memiliki pegangan.

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Agung Sasongko
Sabar/ilustrasi
Sabar/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Islam mengajarkan umatnya agar senantiasa sabar menghadapi segala cobaan. Di dalam Alquran, Allah SWT bahkan telah menjanjikan hadi ah serta kebaikan bagi orang ber sabar. Ustaz Hanan Attaki mengatakan, orang yang bersabar sudah pasti orang beriman. Pasalnya, iman merupakan akar dari segala kebaikan.

"Untuk orang yang yakin, ada banyak sekali kebaikan yang Allah sediakan," ujarnya dalam Sharing Time di Ballroom Granada Menara 165, Jakarta, belum lama ini. Hal itu, kata dia, sesuai firman Allah dalam surah al- Mukminun ayat 1, "Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman."

Baca Juga

Ia melanjutkan, tingkat kes baran seseorang bergantung pada tingkat keimanannya. Misal, ada kalanya kita bisa bersabar terhadap suatu perkara, tapi pada masalah lain justru tidak bisa. "Itu karena, imannya juga fluktuatif setiap hari. Saat keimanan naik, kesabaran naik, sebaliknya, saat keimanan turun, kesabaran ikut turun," tutur Ustaz Hanan.

Dia menegaskan, sabar tum buh dari keimanan. Maka, tak heran bila di dalam Alquran ayat mengenai kesabaran selalu disematkan dengan keimanan. Di Alquran, kata dia, Allah sebut 16 ka li kalimat sabar. Dari mulai su rah al-Baqarah hingga al-Ashr. Allah berfirman dalam surah al-Baqarah ayat 155 sampai 157, "Dan sungguh akan kami berikan cobaan kepadamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan.

Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan innalillahi wa innailaihi roji'un. Mereka itulah yang mendapat keberkahan sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk."

Ustaz Hanan menjelaskan, innalillahi wa innailaihi roji'un atau kalimat mengembalikan se sua tu kepada pemiliknya tidak akan diucapkan kecuali oleh orang beriman. "Jadi, bicara ma salah sabar, nggak bisa kalau nggak bicara iman. Urutannya itu iman, sabar, ikhlas atau iman, sabar, kebaikan," tuturnya. Dengan begitu, lanjut dia, kita langsung tahu hal yang harus dibenahi bila kita kurang sabar.

Menurut dia, kita harus yakin kalau sabar tidak mungkin ber buah kerugian. Sebagaimana kita yakin kalau laki-laki tidak mung kin melahirkan. "Kita juga harus yakin, sabar pasti dibalas Allah dengan kebaikan, seyakin kalau kita lempar batu ke atas, jatuhnya akan ke bawah. Harus seyakin itu," tegasnya.

Pria asal Aceh tersebut mengatakan, dalam surah Ibrahim ayat 24 sampai 25, Allah gambarkan kesabaran dengan sebuah analogi. "Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya menjulang ke langit. Pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin Tuhannya. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat."

Dari ayat itu, Ustaz Hanan menjelaskan, orang yang ingin mendapat untung dalam setiap kesabarannya haruslah beriman. Semua akan berakar dari keimanan atau keyakinan kita pada Allah. "Pernah nggak kita merasa menyesal ketika sudah bantu teman, tapi teman tersebut malah menya kiti kita? Kalau pernah, ber arti kita masih berharap ke pa da mah luk dan ini indikasi ku rang nya iman," tegas Ustaz hanan.

Orang beriman, tambahnya, hanya mengharapkan balasan dari Allah. Kalaupun mendapat kebaikan pula dari makhluk, itu bonus. Dia bercerita, ada orang mengaku dirinya beriman, tapi Allah menolaknya karena di hati nya masih ada penyakit, yakni keraguan. Maka, tidak boleh sedi kit pun ada keraguan dalam diri setiap Muslim.

"Kalau kamu yakin sama Allah, Allah juga akan ingat ka mu. Percayalah, Allah Maha-ka ya," ujar Ustaz Hanan. Baginya, orang bersabar tidak akan mudah berkeluh kesah sekaligus selalu berbaik sangka, sebab Allah akan memberikan pertolongan bagi mereka yang bersabar.

Dengan demikian, tidak ada alasan bagi seorang Muslim un tuk merasa galau. Dia menilai, ga lau muncul ketika kita tidak memiliki pegangan. Sementara, umat Islam memiliki Allah yang Mahakaya sebagai pegangan. Le bih lanjut, dia menyatakan, ja ngan letakkan masalah di depan mata karena kita tidak akan bisa melihat apa pun selain masalah itu.

Letakkanlah masalah di hadapan Allah melalui doa. "Belajar sabar berarti belajar iman. Sirami iman dengan mendengarkan nasi hat dan belajar. Cari majelis ilmu yang bisa meningkatkan keiman an sehingga ke luar dari majelis il mu tersebut bisa semangat lagi," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement