Rabu 20 Mar 2019 16:00 WIB

Kritik Ibnu Al-Jawzi

Ibnu Al Jawzi pernah mengkritik cendekiawan yang lebih senior,

Ilmuwan Muslim (ilustrasi).
Foto: blogspot.com
Ilmuwan Muslim (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pidato sering menjadi sarana dalam mengungkapkan pemikiran seseorang. Hal itu juga terjadi pada diri Ibnu al-Jawzi. Pada masanya, pidato memang menjadi hal penting, baik dari sisi kandungan maupun tujuan. Bahkan, pidato juga digunakan untuk melontarkan kritik.

Saat itu, pidato tak jarang berisi penentangan terhadap kecenderungan kehidupan yang jauh dari agama. Juga, kritik terhadap penguasa dan pandangan cendekiawan lain yang berseberangan. Hal ini juga dilakukan oleh Ibnu al-Jawzi.

Baca Juga

Ibnu al-Jawzi pernah mengkritik cendekiawan yang lebih senior, yaitu Syekh Abd al-Qadir al-Gilani, yang dikenal dekat dengan penguasa istana. Sehingga, kritik ini dianggap sebagai perlawanan terhadap penguasa istana saat itu, Sultan al-Nasir. Sehingga, Ibnu al-Jawzi diadili dan diseret ke penjara.

Selain melalui pidato, Ibnu al-Jawzi juga menyampaikan pemikiran dan kritiknya melalui tulisan. Di antaranya, kritik itu dilontarkan kepada Abd Abullah Ibnu Hamad, al-Qadi atau yang lebih dikenal sebagai Abu Ya`la, dan cendekiawan lainnya bernama Ibnu al-Zaghuni.

Ibnu al-Jawzi yang bermazhab Hanbali mengatakan, pemikiran mereka sudah tak sesuai dengan ajaran mazhab Hanbali. Namun, ia pun menuai kritik dari cendekiawan lainnya, yaitu Muwaffaq al-Din Ibnu Qudama dan cendekiawan ternama Ibnu Taimiya.

Pada akhirnya, Ibnu al-Jawzi mengembuskan napas penghabisan. Ia dimakamkan di tempat pemakaman ayahnya, Gerbang Hard, dekat dengan makam Ahmad Ibnu Hanbal. Saat pemakaman, banyak orang menghadiri prosesi tersebut. Sebab, selama ini, Ibnu al-Jawzi memang dikenal khalayak melalui pidato-pidatonya.

sumber : Islam Digest Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement