Selasa 19 Mar 2019 13:45 WIB

Mengapa Ibu Didahulukan daripada Ayah?

Islam mengajarkan umatnya agar menghormati ibu.

Ilustrasi Berbakti kepada Orang Tua
Foto: Republika/Da'an Yahya
Ilustrasi Berbakti kepada Orang Tua

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Alquran merupakan panduan hidup yang berlaku bagi seluruh umat manusia. Di dalamnya, terdapat tuntunan tentang bagaimana berinteraksi sesama manusia, baik di ruang pribadi maupun sosial. Termasuk dalam konteks ini adalah berhubungan baik dengan orang tua.

Sejak 14 abad silam, Islam telah menegaskan hak dan kewajiban anak-anak terhadap orang tua. Nabi SAW mengajarkan, dalam Islam posisi ibu begitu penting, bahkan didahulukan ketimbang ayah. Hal itu dalam konteks bakti anak kepada orang tua.

Baca Juga

Dikisahkan, seorang laki-laki datang kepada Rasulullah Muhammad SAW. Pria itu lalu bertanya kepada beliau tentang siapa yang lebih berhak untuk diperlakukan secara baik.

Jawab beliau: "'ibumu." Jawaban itu diulangi hingga tiga kali, barulah kemudian disebutnya, "ayahmu."

Dr Abdullah Nashin Ulwan dalam bukunya, Pendidikan Sosial Anak, menyebut dua sebab mengapa ibu diprioritaskan. Pertama, sosok ibu lebih banyak memperhatikan sang anak, yakni mulai dirinya hamil, melahirkan, menyusui, merawat, dan mendidik buah hati.

Fenomena itu pun telah disinggung Alquran, misalnya surah Luqman ayat 14, yang artinya "Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu."

Kedua, dalam sosok ibu terdapat ikatan batin, cinta, lemah-lembut, kasih sayang, dan kecenderungan untuk selalu memerhatikan sang buah hati.

Alquran pun telah memberi peringatan. Lihat, misalnya, surah al-Isra' ayat 23. Dua huruf saja--semisal "Ah!"--sudah berpotensi menciderai hati ibunda atau orang tua umumnya.

Ayat itu sendiri berarti, "Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah!" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia."

Diriwayatkan, pada masa Rasulullah, seorang pemuda bernama Alqamah sakit keras dan sulit mengucapkan La ilaha illallah. Ia dibenci ibunya, karena terlalu mementingkan dan terlalu patuh kepada isterinya dalam segala sesuatu ketimbang kepada ibunya sendiri. Namun, setelah ibunya memaafkan kesalahannya, Alqamah pun wafat.

''Wahai, kaum Muhajirin dan Anshar, barangsiapa yang lebih mengutamakan istrinya daripada ibunya, maka ia akan dilaknat Allah. Tobat dan hari akhiratnya tidak diterima.'' kata Nabi SAW ketika hadir pada pemakaman Alqamah.

Kiranya, dalam setiap menyambut Hari Ibu akan sangat baik kalau kita merenungkan apa saja yang telah kita berikan kepada ibu. Bukankah pengabdian yang tinggi kepada ibu merupakan manifestasi kepedulian kita dalam menerapkan nilai-nilai agama dalam kehidupan sehari-hari?

sumber : Islam Digest Republika/Rif
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement