Kamis 14 Mar 2019 08:48 WIB

Seperti Apa Rupa Fisik Nabi Muhammad SAW?

Islam melarang dibuatnya gambar rupa atau patung Nabi Muhammad SAW.

Nama-nama indah Rasulullah SAW.
Foto: republika
Nama-nama indah Rasulullah SAW.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --Islam melarang umatnya untuk melukis bentuk wajah dan fisik Rasulullah Muhammad SAW. Kebiasaan menggambar nabi-nabi atau orang-orang saleh berpotensi menjerumuskan manusia pada kesesatan. Lihatlah yang terjadi pada kaum Nabi Nuh AS, sebagaimana diabadikan Alquran surah Nuh ayat 23.

Nenek moyang mereka awalnya sekadar menghormati orang-orang saleh yang pernah hidup dan membimbing mereka pada jalan tauhid, semisal Wadd, Suwwa', Yaghuts, Ya'uq dan Nasr.

Baca Juga

Setelah segenap orang saleh itu kemudian wafat. Orang-orang ingin mengenangnya, tetapi dengan cara membuat patung-patung yang berbentuk serupa dengan fisik mereka.

Inilah awal paganisme atau penyembahan terhadap berhala. Mula-mula mereka merasa penyembahan terhadap Allah SWT mesti melalui perantaraan patung-patung itu. Lama kelamaan, benda-benda itulah yang dianggap sebagai tuhan.

 

Maka, Rasulullah SAW tidak ingin umatnya terlampau mengultuskan diri beliau. Bagaimanapun, deskripsi tentang rupa insan paling mulia itu terdapat di banyak buku sirah nabawiyah.

Seluruh kitab sejarah mengungkapkan betapa indah dan tampannya Rasulullah SAW. Misalnya, oleh Muhammad Husein Haikal dalam bukunya, Hayaatu Muhammad (Sejarah Hidup Muhammad--diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh Ali Audah). Dia menjelaskan secara perinci gambaran sosok Nabi Muhammad SAW.

"Paras mukanya manis dan indah, perawakannya sedang, tidak terlampau tinggi juga tidak pendek, dengan bentuk kepala yang besar, berambut hitam antara keriting dan lurus.

Dahinya lebar dan rata di atas sepasang alis yang lengkung lebat dan bertaut, sepasang matanya lebar dan (bagian inti matanya) hitam pekat, di tepi-tepi putih matanya agak kemerah-merahan, tampak lebih menarik dan kuat; pandangan matanya tajam dengan bulu mata yang hitam pekat.

Hidungnya halus dan merata dengan barisan gigi yang bercelah-celah. Cambangnya lebat sekali, berleher agak panjang dan indah.

Dadanya lebar dengan kedua bahu yang bidang. Warna kulitnya terang dan jernih dengan kedua telapak tangan dan kakinya yang tebal.

Bila berjalan badannya agak condong ke depan, melangkah cepat, dan pasti. Air mukanya membayangkan (seseorang yang penuh) renungan dan penuh pikiran, pandangan matanya menunjukkan kewibawaan, hingga membuat orang patuh kepadanya."

Dengan sifat yang seperti itu, tidak mengherankan bila Muhammad SAW semasa mudanya begitu menawan. Akhirnya, sosok Khadijah binti Khuwailid yang dapat menikah dengan beliau. Khadijah saat itu berada dalam kedudukan yang tinggi dengan harta yang terbilang kaya. Pasangan Muhammad SAW dan Khadijah sungguh serasi.

Ketampanan Rasulullah SAW terasa makin lengkap dengan gerak-geriknya yang menawan. Seperti dikisahkan oleh Ummu Ma'bad, tatkala dia melihat Rasulullah SAW dalam suatu perjalanan hijrah dari Makkah ke Yastrib (Madinah).

"Aku melihat seorang lelaki dengan wajah berseri-seri dan bercahaya... Jika ia diam, maka tampaklah kharismanya. Jika sedang berbicara, ia tampak begitu agung dan santun.

Ia tampak paling muda dan paling rupawan bila dipandang dari kejauhan, juga paling tampan dan memesona di antara rombongannya. Ucapannya menyejukkan, perkataannya jelas; tidak sedikit dan tidak pula berpanjang-panjang sebagai buah dari kecerdasan. Beliau adalah orang yang paling menarik dan kharismatik di antara ketiga sahabatnya (Abu Bakar dan seorang penunjuk jalan)."

Kesaksian lainnya datang dari sahabat yang bernama Jabir radhiyallahu anhu. Suatu malam, Jabir sedang berjalan di Madinah. Dia lalu melewati depan rumah Nabi Muhammad SAW. Kebetulan, di langit tampak baginya bulan purnama sedang bersinar cemerlang.

Maka Jabir pun berhenti sejenak untuk memandangi bulan itu. Sungguh indah memesona, pujinya, sembari mengagumi ciptaan Allah yang muncul dari balik awan malam itu.

Tiba-tiba, pintu rumah Rasulullah SAW terbuka. Jabir melihat Nabi SAW keluar dari rumahnya. Tampak beliau begitu segar, seperti sehabis mandi dan membersihkan diri. Rambut beliau tersisir rapi. Kulitnya bersih seakan bercahaya. Beliau juga saat itu mengenakan jubah merah dengan garis-garis hitam.

"Demi Allah, aku melihat beliau jauh lebih indah daripada bulan purnama itu," kenang Jabir.

sumber : Islam Digest Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement