REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA —Bangunan ini berbentuk oval yang tingginya sekitar 25 dan 32 meter. Luasnya mencapai 102 ribu meter persegi. Tiga jalur landai yang terletak di lereng utara, timur, dan selatan, mengarah ke gerbang di lingkaran luar.

Gerbang selatan adalah yang tertua dan dibangun kembali setidaknya sekali pada 1860. Kemudian dihancurkan pada 1960. Gerbang yang ada saat ini dibangun pada 1979. Gerbang timur disebut Harem dan digunakan oleh wanita.

Sementara, gerbang sebelah utara tak diketahui sejak kapan digunakan. Ada yang mengatakan sejak 1924. Sementara yang lain mengamati bahwa hanya ada dua pintu gerbang pada 1944, yaitu sebelah selatan dan timur. Bangunan itu juga dihiasi ornamen yang memberikan nuan sa keindahan dan kekhasan masyarakat Irak.

Kompleks bangunan ini merupakan salah satu sumber peradaban manusia pada era Daulah Abbasiyah, bahkan sebelumnya. Selama awal abad ke-20, ada tiga masjid, dua sekolah, dan kamar mandi di bangunan cagar budaya tadi.

Benteng itu juga menampung sinagog sampai 1957. Satu-satunya bangunan keagamaan yang saat ini bertahan adalah Masjid Mulla Afandi, yang dibangun kembali di lokasi pada abad ke-19.

Area pemandian dibangun pada 1775 oleh Qassim Agha Abdullah pada saat Turki Usmani berjaya dan menjadi kekuatan dominan.

Ikuti Whatsapp Channel Republika