Selasa 05 Mar 2019 06:31 WIB

Kisah Perempuan Syahid di Istana Firaun

Perempuan itu dan bayi gugur sebagai syahid setelah dibakar hidup-hidup oleh Firaun.

Piramida Giza di Mesir peninggalan Firaun yang binasa akibat kesombongannya mengaku tuhan
Foto: AP
Piramida Giza di Mesir peninggalan Firaun yang binasa akibat kesombongannya mengaku tuhan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rasulullah SAW menuturkan berbagai kisah untuk menguatkan iman kaum Muslimin. Ada banyak pelajaran yang dapat dipetik dari kisah orang-orang beriman di masa lalu. Salah satunya, perempuan pada zaman Firaun di Mesir yang gugur sebagai syahid.

Kisah ini dimuat dalam hadits riwayat Ahmad dari Abdullah bin Abbas. "Rasulullah SAW bersabda, 'Pada malam ketika aku diperjalankan (isra'), tiba-tiba aroma wangi semerbak menghampiriku. Maka aku bertanya, 'Wahai Jibril, wangi apakah ini?'

Baca Juga

Dia (Jibril) menjawab, 'Ini adalah aroma wangi dari seorang perempuan yang (bekerja sebagai) penyisir (rambut) putri Firaun serta anak-anaknya.' Beliau menuturkan, 'Aku bertanya, 'Bagaimana cerita tentang mereka?' Dia (Jibril) menceritakan, 'Ketika dia (perempuan tersebut) sedang menyisir putri Firaun suatu hari, tiba-tiba sisir itu jatuh dari tangannya, kemudian dia mengatakan, 'Bismillah.'

(Mendengarnya) maka putri Firaun bertanya, '(Apakah yang engkau sebut) itu ayahku?' Dia (perempuan itu) menjawab, 'Bukan. (Nama itu adalah) Tuhanku dan Tuhan ayahmu. Dia adalah Allah.'

Putri Firaun itu mengancam, 'Aku akan beritakan kepadanya (Firaun).' Perempuan itu menimpali, 'Ya, silakan saja.' Putri Firaun lalu mengadukannya kepada Firaun. Akhirnya, Firaun memanggilnya dan menginterogasinya, 'Hai fulanah, apa kamu punya tuhan selain aku?'

Perempuan itu berkata, 'Ya, Tuhanku dan Tuhanmu adalah Allah.' Firaun lalu menyuruh pembantunya untuk mendatangkan sebuah tungku yang sangat besar, terbuat dari tembaga, yang lalu dipanaskan.

Kemudian, dia (Firaun) memaksa perempuan itu agar terjun ke dalamnya (tungku tersebut) bersama dengan anak-anaknya. Perempuan itu berkata, 'Aku punya satu permintaan kepadamu.' Firaun bertanya, 'Apa itu?'

Perempuan itu mengatakan, 'Aku ingin kau mengumpulkan tulang-tulangku dan tulang anak-anakku dalam satu kain, lalu kuburkanlah kami bersama-sama.' Firaun menimpali, 'Itu sudah menjadi hakmu dan kewajiban bagi kami.'

Rasulullah SAW meneruskan kisahnya, 'Firaun kemudian menyuruh (para algojonya) agar anak-anaknya (perempuan tersebut) dijatuhkan ke dalam tungku panas tepat di hadapannya satu per satu. Maka tiba giliran anak bayi yang masih disusui (perempuan tadi). Perempuan itu spontan seperti mau mundur karenanya.

Akan tetapi, bayi tadi kemudian berkata, 'Wahai ibu, masuklah ke dalamnya (tungku panas) karena siksa dunia lebih ringan daripada siksa akhirat.' Maka dia (perempuan itu) menceburkan diri.'"

Demikianlah, keberanian sang penyisir putri Firaun. Dia dan anak-anaknya gugur sebagai syuhada karena memilih mempertahankan keimanan daripada menyerah di hadapan penguasa yang lalim.

Maka ketika jasad mereka sudah hangus jadi abu, aroma hasil pembakaran itu menyeruak hingga ke atas langit. Allah menjadikan aroma tersebut harum semerbak secara terus-menerus bagi penduduk langit. Maka ketika Rasulullah SAW menjalani isra dan miraj ke langit, beliau mencium aroma tersebut.

Keberanian perempuan tersebut kelak ditiru umat berikutnya, terutama seperti dikisahkan tentang ashabul ukhdud. Mereka adalah orang-orang yang beriman beberapa puluh tahun sebelum risalah Alquran turun. Orang-orang dari Arab Selatan itu menjalani siksaan penguasa zalim dengan cara dilempar ke dalam parit yang penuh kobaran api.

Seorang ibu di antara mereka sempat gentar, tetapi bayi yang digendongnya kemudian berkata-kata, meyakinkan sang ibu agar menceburkan diri ke dalamnya demi mempertahankan iman. Tindakan masuk ke dalam api bukanlah bentuk bunuh diri. Sebab, hal itu menegaskan kepada penguasa bahwa diri orang beriman menolak memohon-mohon kepada penguasa yang melampaui batas dalam kekafiran.

sumber : Islam Digest Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement