Senin 04 Mar 2019 11:45 WIB

Mereka Hendak Mencuri Jasad Rasulullah SAW

Mereka dihentikan Sultan Nuruddin yang mimpi berjumpa Rasulullah SAW.

Infografis Doa Rasulullah untuk Para Pemimpin
Foto: Infografis Republika
Infografis Doa Rasulullah untuk Para Pemimpin

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Makam Rasulullah SAW pernah menjadi target perbuatan keji. Dua orang berkomplot untuk mencuri jasad mulia Nabi Muhammad SAW. Rencana mereka nyaris berhasil, sampai akhirnya seorang penguasa Muslim turun tangan.

Seperti dikisahkan sejarawan Ali Hafiz dalam kitabnya, Fushul min Tarikh al-Madinah al-Munawwarah. Pada zaman Dinasti Abbasiyah, keadaan umat Islam sedang tidak kukuh. Berbagai serangan dari bangsa-bangsa luar, terutama yang bersatu di bawah bendera Tentara Salib, melemahkan sendi-sendi pertahanan kaum Muslimin.

Saat itu, raja-raja Kristen dari Eropa ingin sekali menjungkalkan pengaruh sultan-sultan Muslim di Tanah Suci. Beberapa dari mereka lantas merekrut dua orang mata-mata dari Afrika Utara. Keduanya beragama Kristen, tetapi dalam misi ini berpura-pura masuk Islam.

Singkat cerita, mereka berhasil menembus Madinah. Awalnya, dua orang ini memperkenalkan diri kepada penduduk setempat sebagai peziarah. Setelah menunaikan haji di Masjid al-Haram, mereka mengaku tidak ingin langsung pulang kampung.

 

Keduanya lantas meminta izin untuk bermukim di Madinah. Warga sekitar tidak keberatan. Bahkan, mereka tinggal di sebuah rumah yang cukup dekat dengan Masjid Nabawi.

Bertahun-tahun lamanya mereka bersosialisasi secara wajar dengan kaum Muslimin di Madinah. Mereka sering ikut majelis-majelis ilmu. Gemar berderma. Penampilan mereka tidak ubahnya orang-orang salih.

Memasuki tahun 1164. Sementara itu, di Damaskus (Suriah) ada Sultan Nuruddin Mahmud Zengi. Dialah penguasa negeri Syam dan sekitarnya, bahkan pengaruhnya diakui besar hingga ke Haramain.

Suatu malam, Sultan Nuruddin tiba-tiba mimpi berjumpa dengan baginda Nabi Muhammad SAW. Dalam mimpinya itu, Rasulullah SAW berkata singkat kepada raja tersebut, "Tolong saya." Beliau SAW lalu menunjukkan dua wajah yang belum pernah dilihat sang sultan.

Sultan Nuruddin terhenyak dari tidurnya. Dia mencoba mereka-reka makna di balik ujaran Rasul SAW tercinta dan siapa dua orang itu. Setelah shalat malam, dia kembali beranjak tidur. Namun, mimpi yang sama kembali terjadi.

Dia pun kembali terbangun. Setelah menunaikan shalat malam, dia memejamkan mata lagi. Namun, untuk ketiga kalinya, mimpi yang sama terulang lagi.

Malam itu juga dia bergegas menuju Madinah, dengan diiringi sejumlah tentaranya. Sekitar dua pekan kemudian, rombongan dari Damaskus ini sampai di pintu gerbang Madinah. Setelah disambut warga setempat, Sultan Nuruddin masuk ke dalam Masjid Nabawi dan melaksanakan shalat di Raudhah, yakni dekat makam Nabi SAW.

sumber : Islam Digest Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement