Kamis 21 Feb 2019 07:52 WIB

Selintas Sejarah Kesultanan Banten (4)

Pada era Maulana Hasanuddin, Banten mencapai puncak kejayaan

(ilustrasi) Maulana Hasanuddin, sultan Banten yang pertama
Foto: tangkapan layar wikipedia.org
(ilustrasi) Maulana Hasanuddin, sultan Banten yang pertama

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setelah Portugis berhasil diusir dari Sunda Kelapa, sehingga daerah itu kini menjadi Jayakarta, maka Banten menuju puncak kejayaannya. Banten mulai mengonsolidasi kekuatan, serta menunjukkan eksistensinya kepada Dunia Islam.

Irmawati M Johan dalam laporan penelitiannya untuk Universitas Indonesia (1991/1992) menyebutkan, Sultan Hasanuddin dan ayahnya, Sunan Gunung Jati, juga menjalin hubungan diplomatik dengan Haramain.

Baca Juga

Babad Banten memuat informasi dua tokoh tersebut pernah menunaikan ibadah haji. Berita-berita Belanda yang muncul belakangan juga membenarkan hal yang sama.

Pada 1669, Sultan Banten mengutus sejumlah diplomat ke Makkah dengan menumpangi kapal mililknya sendiri, Salamat. Kira-kira dua tahun kemudian, para utusan ini kembali ke Banten dengan membawa surat restu dari penguasa Makkah.

Isinya menganugerahkan gelar Sultan Abdul Qahar kepada penguasa Banten. Hubungan patronase dengan Makkah juga dilakukan sejumlah kerajaan Islam lainnya di Nusantara, sebut saja Mataram atau Palembang.

Setelah wafatnya Sultan Banten I, Pangeran Yusuf mulai memimpin Banten pada 1570. Maulana Yusuf, demikian gelarnya, merupakan anak tertua Hasanuddin dari pernikahannya dengan Ratu Pembayun.

Sembilan tahun kemudian, Kerajaan Pakuan Pajajaran dapat ditaklukkan. Dengan demikian, Kesultanan Banten menjadi poros kerajaan Islam yang semakin kuat di Jawa hingga pelemahannya pada permulaan abad ke-19.

 

Dinamika Banten

Claude Gullot dalam The Sultanate of Banten menjelaskan, sejak 1550-an Kesultanan Banten mengalami perkembangan pesat. Maulana Yusuf memerintah dengan penuh prestasi.

Kerajaannya mengalami banyak perbaikan, terutama mengenai sektor-sektor pertanian, irigasi, dan pelabuhan. Pelbagai bendungan dan kanal dibangun untuk menghidupi desa-desa di Banten. Di samping itu, dia juga memerintahkan pendirian masjid-masjid di seluruh daerah kekuasaannya.

Baca juga: Selintas Sejarah Kesultanan Banten (5)

sumber : Islam Digest Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement