Senin 11 Feb 2019 19:23 WIB

Mengenal Fuat Sezgin, Ilmuwan yang Dikagumi Erdogan

Fuat Sezgin merekam sejarah peradaban Islam melalui karya-karyanya

Prof Fuat Sezgin
Foto: tangkapan layar tccb.gov.tr
Prof Fuat Sezgin (sumber: tangkapan layar tccb.gov.tr)

Gelar doktor filsafat diraih Fuat Sezgin kala berusia 26 tahun. Sesudah itu, dia mengabdi pada almamaternya selama 10 tahun. Kariernya di sana terhenti seiring dengan prahara politik nasional pada 1960.

Suami Ursula Sezgin itu termasuk 100 orang ilmuwan Turki yang memilih berdiaspora ke Jerman. Di Goethe University Frankfurt, dia  bertugas sebagai dosen tamu hingga 1965. Posisinya kemudian diangkat menjadi guru besar dalam bidang sejarah ilmu pengetahuan.

Pengalaman dan pengetahuan yang diperolehnya selama di Turki menjadi bekal yang amat berharga untuk berkarier di Jerman. Studinya selama di Frankfurt menyoroti seluk-beluk sejarah peradaban Islam, figur-figur penting, dan pencapaian saintifik di Zaman Keemasan Islam.

Pada 1967, Sezgin mulai menerbitkan karya monumentalnya, Geschichte des Arabischen Schrifttums (GAS/Sejarah Kebudayaan Arab) jilid pertama. Guru yang sekaligus sahabatnya, Carl Brockelmann, mendukungnya dalam mewujudkan buku tersebut. GAS terus-menerus diproduksi hingga jilid ke-18 pada 2000.

Pada 1970, Sezgin menambahkan bab-bab di dalam karyanya itu yang mengulas sejarah sains medis Islam. Satu tahun kemudian, ditambahkannya pembahasan tentang legasi peradaban Islam untuk studi kimia dan alkemi. Berikutnya, pelengkapan GAS juga dilakukan dengan memaparkan kontribusi Islam untuk perkembangan matematika, astronomi, dan astrologi. Pada 1979, karya itu diperlengkap dengan uraian tentang puisi, ilmu kebahasaan, dan leksikografi Arab.

GAS diakui banyak pihak sebagai karya besar lantaran begitu komprehensif mengulas sumbangsih Islam bagi perkembangan sains, teknologi, dan peradaban dunia. Kitab yang berjilid-jilid itu sudah menjadi kanon. Itulah salah satu rujukan utama untuk meneliti periodisasi kebudayaan Islam sejak abad kedelapan hingga ke-18.

Atas kerja kerasnya ini, pada 1978 Sezgin dianugerahi hadiah King Faisal International Prize dari pemerintah Kerajaan Arab Saudi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement