Sabtu 29 Dec 2018 06:06 WIB

Menghormati Orang Tua Rasulullah

Para ulama menyepakati jika orang tua Nabi SAW masuk ke dalam golongan Ahlul Fathrah

Rasulullah
Foto:

Begitulah kutipan kisah Abdullah ketika Rasulullah SAW belum dilahirkan. Saat itu, risalah kenabian belum sampai kepa danya. Namun, masih ada pendapat dari se golongan kaum Muslimin yang menilai orang tua Rasulullah masuk ke neraka. Hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dan bersumber melalui Tsabit dari Anas bin Malik RA menjadi sandaran bagi dugaan itu.

"Bahwa seorang lelaki bertanya, wahai Rasulullah, ke manakah ayahku? Beliau menjawab, "Di neraka." Ketika lelaki itu menunduk, beliau memanggilnya seraya berkata, "Sesungguhnya ayahku dan ayahmu di neraka."

Syekh Musthafa Hamdu Ulayan al- Hambali menjelaskan, hadis ini mengandung dalil asumtif. Bisa jadi, kata Inna Abi, (sesungguhnya ayahku) yang dimaksud ada lah paman beliau, Abu Thalib. Masyarakat Arab biasa memanggil atau menyebut paman dengan kata Abu atau ayah. Bisa saja, jawaban Rasulullah atas lelaki itu merujuk pada paman beliau.

Para ulama menyepakati jika orang tua Nabi SAW masuk ke dalam golongan Ahlul Fathrah atau orang-orang yang hidup pada zaman Fathrah. Ulama menafsirkan jika fathrah bermakna suatu zaman di antara Nabi Isa AS dan Rasulullah SAW. Pada zaman ini, belum ada nabi yang diutus kepada mereka.

Syekh Musthafa mengklasifikasikan tiga ahlul fathrah. Pertama, golongan yang jelas kemusyrikannya dan tetap bertahan dalam keyakinannya. Contohnya, yakni Amr bin Luhayyi yang memperkenalkan dan menyebarkan penyembahan berhala di Jazirah Arab. Kedua, satu golongan yang di antaranya menyatakan akidah tauhid dan mengikuti Nabi Ibrahim. Ketiga, golongan yang tidak menyekutukan Allah dan tidak pula bertauhid. Menurut Syekh Mushtafa, golongan ini termasuk orang tua Rasulullah SAW.

Mayoritas ulama Mazhab Syafi'i, al- Asy'ari, dan sejumlah ulama Mazhab Hambali berpendapat jika kedua orang tua Rasulullah selamat dari neraka karena keduanya adalah Ahlul Fathrah. Mereka mendasarkan diri pada dalil QS al Isra: 15. "Akan tetapi, Kami tidak akan menyiksa sebelum Kami mengutus seorang Rasul."

sumber : Dialog Jumat Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement