Selasa 06 Nov 2018 07:00 WIB

Lihat Rasulullah Shalat, Thufail Pun Berikrar Syahadat

Kisah berikut ini menggambarkan luhurnya akhlak Rasulullah SAW.

Rep: Hasanul Rizqa/ Red: Agung Sasongko
Rasulullah
Foto:

Ketertarikan Thufail terhadap ajaran Islam, berawal saat dia melihat Rasulullah menunaikan shalat. Propaganda miring pemuka Quraisy saat itu, tidak mampu menahan Thufail mengetahui lebih mendalam tentang agama ini.

Selama di Makkah, Thufail bin Amr ad-Dausy mendapatkan perlakuan sebagai tamu istimewa. Thufail menerimanya sebagai penerimaan yang wajar dari para bangsawan yang juga rekan dagangnya. Namun, di balik itu semua pemuka musyrikin Quraisy ini ingin menjauhkan sosok penting suku ad- Dausy tersebut dari pengaruh Islam.

"Wahai, Thufail. Kami sangat gembira Anda datang ke negeri kami walaupun negeri kami sedang dilanda kemelut, kata seorang pemimpin Quraisy. Ada apa sesungguhnya? tanya Thufail keheranan.

"Orang yang mendakwahkan diri sebagai nabi itu, Muhammad, telah merusak agama kita, kerukunan, dan persatuan di tengah-tengah kita. Kami sangat cemas bila dia juga akan merusak Anda. Karena Anda seorang pemimpin, pengaruhnya pun dapat sampai ke kaum Anda. Bisa-bisa terjadilah apa yang kami alami sekarang ini,"jawab orang itu.

"Oleh karena itu, Anda jangan mendekati Muhammad. Jangan berbicara dengan nya. Jangan pernah mendengarkan kata-katanya. Kalau dia berbicara, kata-katanya itu bagaikan sihir yang memperdaya. Kata-katanya dapat membuat seorang anak benci kepada bapaknya, seorang suami menceraikan istrinya, atau merenggangkan hubungan saudara," sambung tokoh Quraisy yang lain.

Mereka pun mengarang cerita-cerita buruk mengenai Nabi Muhammad di hadapan Thufail bin Amr ad-Dausy. Bahkan, mereka memutarbalikkan fakta sehing ga tampak kaum Muslim sebagai ancaman dan para pemuka musyrikin bagaikan korban. Tujuannya jelas agar sosok yang berpengaruh besar seperti Thufail menjauh dari dakwah Rasulullah.

Thufail menganggap anjuran para tokoh Quraisy itu tidak begitu serius. Dia memang sudah mengetahui siapa itu Muhammad. Namun, baginya, dakwah Muhammad hanyalah urusan dalam negeri Makkah.

Keesokan harinya, Thufail berkunjung ke Ka'bah untuk melakukan thawaf. Begitu ia memasuki masjid, dia mendapati Nabi Muhammad sedang melaksanakan shalat. Gerakan-gerakan shalat Nabi itu mengherankannya. Sebab, Thufail belum pernah menyaksikan ibadah semacam itu sebelumnya. Rasa heran menjadi takjub ketika Thufail mendengarkan bacaan, ayat-ayat suci Alquran, dari lisan Rasulullah SAW.

Thufail bin Amr ad-Dausy tidak dapat memadamkan rasa ingin tahu. Dalam benaknya, Thufail bersumpah untuk dapat memilah. Apa-apa yang menurutnya buruk dari Muhammad akan diambil, sedangkan yang buruk akan ditolaknya. Setelah Rasulullah usai dengan shalatnya dan pergi, Thufail membuntuti hingga ke kediamannya. Dia kemudian mengetuk pintu rumah Rasulullah SAW.

Salamnya berbalas suara Rasulullah yang ramah dan memintanya untuk masuk. "Wahai, Muhammad. Sesungguhnya kaum Anda berkata tentang Anda sebagai orang yang ini-itu. Mereka menakut-nakutiku, menyebut buruk agama Anda. Aku sempat memalingkan diri dari Anda, tidak mau mendengar apa pun dari lisan Anda. Tetapi, Allah ternyata berkehendak lain. Aku menilai kata-kata Anda dalam ibadah tadi bagus dan baik. Ajarkanlah kepadaku agama Anda itu, kata Thufail membuka perbincangan.

Rasulullah pun menjabarkan Islam dan Alquran. Beliau juga membacakan kepada Thufail surah al-Ikhlas dan al- Falaq, serta menjelaskan makna keduanya. Tidak membutuhkan waktu lama, pe mimpin suku ad-Dausy itu pun mengucapkan dua kalimat syahadat. Sejak saat itu, Thufail menjadi seorang Muslim.

Dia pun menunda kepulangannya ke Tihamah untuk beberapa hari lamanya. Dia ingin menghafal ayat-ayat Alquran yang Rasulullah ajarkan kepadanya. Selain itu, ia ingin memperlancar ibadah shalat dan mendalami pengetahuan tentang Islam.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement