Senin 16 Apr 2018 14:43 WIB

Ilmuwan Muslim Koreksi Pemikiran dan Temuan Peradaban Asing

Tradisi inovasi mengemuka seiring kegairahan keilmuan di era kekhalifahan.

Ilmuwan Muslim.
Foto: Metaexistence.org
Ilmuwan Muslim.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tradisi inovasi mengemuka seiring kegairahan keilmuan di era kekhalifahan. Muncul anggapan bahwa ilmuwan Muslim hanya meniru konsep, pemikiran, dan penemuan dari peradaban asing.

Seperti peradaban Mesir, Yunani, India, atau Romawi. Klaim itu disanggah oleh sejumlah kalangan. Tim FSTC menyatakan ilmuwan Muslim justru melakukan perbaikan dan koreksi terhadap konsep yang diusung para pemikir Yunani kuno. Al-Biruni, sang astronom, contohnya, kurang sependapat dengan Ptolomeus dan Hipparchus.

Terutama terkait dengan pergerakan matahari. Al-Biruni lalu mengajukan perhitungan yang lebih akurat. Tak jarang, Muslim membangun inovasi keilmuan dengan kalangan non-Muslim. Di pusat pusat kota, seperti Ruha, al-Hirah, Jundishapur, dan Harran, banyak dokter dan sarjana Kristen serta Yahudi.

Mereka berada di kota-kota Muslim karena menyelamatkan diri dari penganiayaan gereja. Mereka diminta mentransfer ilmu, menerjemahkan buku dan catatan mereka ke dalam bahasa Arab. Kehadiran berbagai komunitas agama yang berbeda, terutama di Spanyol, terkadang diperbandingkan dengan masyarakat Eropa sekarang.

sumber : Islam Digest Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement