Selasa 13 Feb 2018 03:52 WIB

Masjid Hasan II Marako, Rumah Allah di Pinggir Laut Atlantik

Masjid Hasan II tercatat sebagai alah satu masjid terbesar dan tercantik di dunia.

Rep: c15/ Red: Agus Yulianto
Masjid Hasan II di Casablanca, Maroko.
Foto: travelpod.com
Masjid Hasan II di Casablanca, Maroko.

REPUBLIKA.CO.ID,  Beribadah di masjid satu ini terasa begitu berbeda. Jika di tempat sujud lain jamaah hanya menatap keindahan bangunan, maka di masjid Hasan II, mereka dapat melihat satu keindahan lain, yaitu permukaan laut Atlantik. Luar biasa.

Jika beramai-ramai mengunjungi masjid itu, maka seorang pemandu akan da tang mendampingi berkeliling masjid selama 45 menit hingga satu jam. Ada beberapa bahasa pengantar yang bisa dipilih, termasuk Inggris. Selama tur berlangsung, meski tidak diwajib kan berkerudung, pengunjung akan di minta mengenakan pakaian yang sopan atau tertu tup. Mereka diperbolehkan mengambil gam bar, namun tidak untuk merekam video.

 

Karakteristik istimewa Masjid Hassan II terletak pada lokasinya yang berada di atas konstruksi serupa panggung besar yang dibangun di atas permukaan air Atlantik. Uniknya lagi, sebagian lantai masjid dibuat dari kaca sehingga mereka yang beribadah di sana dapat bersujud tepat di atas laut. Ha nya saja bagian ini lebih banyak digunakan untuk keperluan kerajaan dan tertutup bagi pengunjung umum.

Bagian atas bangunan Masjid Hassan II adalah sebuah atap geser otomatis. Jika dibuka, para jamaah akan secara langsung berpayung langit dan berkontemplasi de ngan cip taan Allah itu (seperti harapan Raja Hassan II). Atap ini dibuka hanya pada saat-saat tertentu. Tak hanya itu, konstruksi mas jid terbesar di Maroko ini didesain sedemi ki an rupa untuk bisa menahan getaran gempa.

Bagian depan Masjid Hassan II menggunakan berbagai bahan seperti titanium, perunggu, dan granit. Ruangan utamanya berukuran panjang 200 meter, lebar 100 meter, dan tinggi 65 meter. Ruangan itu meliputi ruang utama shalat di lantai dasar serta tempat wudhu dan kamar mandi umum yang memiliki pintu masuk sendiri dan terletak di basement.

Masjid Hassan II juga memiliki lantai yang bisa dihangatkan. Hal itu dimaksudkan agar Muslim dapat beribadah dengan nya man di masjid itu meski pada musim dingin se kalipun. Pintu-pintunya juga digerak kan oleh listrik. Secara umum, gaya bangunan ini menampilkan pengaruh kuat Moor, penduduk kawasan Maghrib yang didominasi oleh bang sa Barbar dan Arab. Ia mengingatkan pada kon struksi Alhambra dan Mezquita di Spanyol.

Lengkungan-lengkungan tapal kuda tersebar luas, baik di bagian interior maupun eksterior masjid. Dinding-dinding serta tiang-tiang interiornya diukir secara hati-hati dengan aneka pola dan warna yang indah. Selain pada dinding dan tiang, keindahan memukau juga dapat ditemukan pada bagian langit-langit yang hampir seluruhnya berhias ornamen berbagai warna. Sebagian langit-langit tersebut juga tampak elegan dengan ornamen ukiran berbahan dasar kayu.

Saat berada di ruang shalat utama dan menghadap ke arah di mana mihrab berada, jamaah akan menemukan sebuah balkon besar di sisi kanan. Area yang dibuat khusus un tuk jamaah perempuan itu cukup menarik per hatian. Terbuat dari kayu berwarna gelap, balkon tersebut dipenuhi ukiran indah di seluruh sisinya. Area shalat yang dihiasi ham paran karpet merah berada di bagian be lakang masjid. Di bawahnya, terdapat ruang dengan sebuah pemandian bergaya Turki serta sejumlah pancuran untuk berwudhu.

Pembangunan Masjid Hassan II selama tujuh tahun menghasilkan sebuah karya arsitektur yang mengangumkan. Masjid itu tercatat sebagai alah satu masjid terbesar dan tercantik di dunia yang memancarkan kebaru an dan kekayaan Islam. Daya tarik nya men jadi magnet bagi ribuan wisatawan, Muslim ataupun non-Muslim. ed: erdy nasrul

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement