Jumat 13 Oct 2017 16:15 WIB

Tampilan Masjid Quba Kini

Rep: Ahmad Islamy Jamil/ Red: Agung Sasongko
Masjid Quba
Foto: REUTERS/Amr Abdallah Dalsh
Masjid Quba

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Masjid Quba adalah masjid tertua yang pernah dibangun dalam sejarah peradaban Islam. Sesuai namanya, rumah ibadah ini terletak di Quba, sebuah desa yang berada tidak jauh dari Kota Madinah al-Munawarah. Masjid Quba didirikan tepat setelah peristiwa hijrahnya Rasulullah SAW dan kaum Muslim dari Makkah ke Madinah, 14 abad yang silam. Proses pembangunan masjid ini sendiri melibatkan Nabi SAW dan para sahabat di masa itu.

Pada awalnya struktur Masjid Quba hanya berupa bangunan sangat sederhana dengan tanah liat sebagai bahan dasar utamanya. Atapnya pun hanya dibuat dari pelepah dan daun kurma. Meski demikian, masjid ini memiliki keutamaan dan keistimewaan karena dibangun Rasulullah SAW atas dasar takwa dan kenabian.

Hal itu seperti difirmankan Allah SWT dalam Alquran, "Sungguh, masjid yang dibangun atas dasar takwa (Masjid Quba), sejak hari pertama adalah lebih patut kamu mendirikan shalat di dalamnya. Di dalamnya ada orang-orang yang ingin membersihkan diri. Dan sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bersih." (QS: at-Taubah [9]: 108).

Sepeninggal Rasulullah SAW, Masjid Quba telah direnovasi beberapa kali oleh berbagai rezim yang pernah berkuasa sepanjang sejarah Islam. Khalifah Utsman bin Affan RA (yang memerintah dari 23–35 H) adalah orang pertama yang melakukannya. Lalu, diikuti oleh Khalifah Umar bin Abdul Aziz (99–101 H) dari Dinasti Umayyah, yang memerintahkan pembangunan menara pertama untuk masjid ini.

Abu Yali al-Husaini berkontribusi membangun mihrab (sebuah bagian yang menunjukkan arah shalat—Red) di dalam Masjid Quba pada 435 H. Pada masa pemerintahan Kesultanan Turki Utsmaniyah beberapa perubahan lainnya juga dilakukan terhadap rumah ibadah ini.

Sekitar 30 tahun yang lalu, Masjid Quba direnovasi lagi oleh Kerajaan Arab Saudi. Proyek renovasi tersebut dimulai pada 1405 H/1984 M di bawah kepemimpinan Raja Fahd bin Abdulaziz. Dua tahun kemudian, masjid yang bangunannya telah mengalami perluasan ini secara resmi kembali dibuka untuk umum.

Arif Munandar Riswanto dalam Buku Pintar Islam terbitan Mizan menjelaskan, proyek renovasi dan perluasan Masjid Quba oleh Kerajaan Arab Saudi pada waktu itu menelan biaya sebesar 90 juta rial. Setelah renovasi rampung, masjid bersejarah ini sekarang mampu menampung hingga 20 ribu jamaah.

Renovasi yang dilakukan Kerajaan Arab Saudi ketika itu mencakup pemasangan beberapa pintu masuk yang disediakan khusus untuk jamaah perempuan di sisi utara halaman dalam masjid. Tak hanya itu, Masjid Quba kini dilengkapi dengan empat menara, 56 kubah, dan tempat tinggal untuk para imam dan muazin. Di dalam kompleks rumah ibadah ini juga terdapat sebuah perpustakaan dan pusat perbelanjaan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement