Ahad 21 Jun 2015 16:00 WIB

Sadiq Muhammad Yusuf, Mufti Uzbekistan Penentang Ekstremisme (2-habis)

Rep: Amri Amrullah/ Red: Indah Wulandari
Syeikh M Sadiq Muhammad Yusuf
Foto: uzdaily
Syeikh M Sadiq Muhammad Yusuf

REPUBLIKA.CO.ID,UZBEKISTAN -- Era Gorbachev yang juga dikenal sebagai akhir dari tirani komunis Soviet kemudian runtuh, dan pada 1991 Sheikh Muhammad Sadiq Muhammad Yusuf menjadi satu-satunya Mufti pertama menggantikan wewenang SADUM dalam urusan umat Islam di Asia Tengah dan Kazakhstan.

Pada 1992 setelah Uzbekistan memerdekakan diri dari Uni Soviet, Muhammad Sadiq juga dipilih menjadi mufti pertama Uzbekistan dan memimpin Dewan Muslim Uzbekistan.

Selama menjadi mufti Uzbekistan, ia secara tegas kemandirian Dewan Muslim Uzbekistan dan menentang intervensi negara terhadap urusan internal umat Islam Uzbekistan. Karena cara-cara pendekatan yang dilakukan hampir sama dengan pemerintah Soviet.

Ia juga dikenal lantang melawan pemikiran Islam radikal dan gerakan ekstremis Islam di kawasan Asia Tengah yang menjadi ancaman saat itu. Pada 1997, Sheikh Muhammad Sadiq Muhammad Yusuf ditugaskan menjadi bagian dari Liga Dunia Muslim, Rabithah al Alam al Islami di Saudi Arabia.

Sikap yang kritis dan tegas memperjuangkan Islam di Asia Tengah khususnya di Uzbekistan inilah yang menjadikan sosok Sheikh Muhammad Sadiq Muhammad Yusuf disamakan dengan pribadi Ayatollah Khomeini di Iran, walaupun ia berpaham Sunni.

Bagi umat Islam Uzbekistan, sikap independen dan kritis Sheikh Muhammad Sadiq tersebut hampir tidak ada yang mampu menyamai di era Uzbekistan modern. Ia dikenal sosok ulama yang paling karismatik dari semua pemimpin agama di Republik Uzbekistan dan bahkan negara-negara di Asia Tengah.

Dia adalah satu-satunya tokoh agama Asia Tengah yang memiliki kewenangan yang cukup untuk menjaga independensi lembaga umat Islam dan mempertahankan posisi sangat penting ketika berhadapan dengan negara.

Salah satu ide besarnya adalah penolakan pengaruh buruk dunia Barat di Asia Tengah dan menyatukan umat Islam khususnya di kawasan Asia Tengah dari sekat dan batas-batas mahzab. Dia adalah seorang pendukung aktif perjuangan Palestina dan Lebanon melawan Israel.

Dialah penggagas reIslamisasi Uzbekistan setelah merdeka dan lama dalam cengkraman Soviet. Selain berkiprah dalam dakwah dan gerakan sosial politik, Muhammad Sadiq Muhammad Yusuf juga banyak melahirkan karya tulis dan kitab agama.

Ia penulis dari banyak risalah dan kitab terkait Aqidah, kajian Al Qur'an, Hadist, Fiqh di Asia Tengah. Karyanya dibaca oleh tidak hanya umat Islam di kawasan Asia Tengah, dan karyanya juga populer di Russia.

Dia menggunakan tulisan bukan hanya untuk dakwah, tapi juga upaya untuk menciptakan kebangkitan dan persatuan Islam di Uzbekistan, mempertemukan ajaran tradisional Hanafi dengan pandangan Islam kontemporer.

Pada Selasa malam, 10 Maret 2015, kabar duka bagi muslim Uzbekistan, ulama dan Mufti besar Uzbekistan itu meninggal dunia. Sheikh Muhammad Sadiq Muhammad Yusuf meninggal dunia setelah mendapatkan serangan jantung. Ia meninggal dunia di usia yang sama dengan meninggalnya Nabi Muhammad SAW, yakni pada 63 tahun.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement