Jumat 22 Feb 2019 18:00 WIB

Mengenal Ilmu Qiraah, Seni Baca Alquran

Ilmu Qiraah mulai dikenal pada masa sahabat Nabi SAW

Alquran
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Alquran

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Adalah ilmu yang membahas cara pengucapan tiap kata dari ayat-ayat Alquran melalui jalur menuturan tertentu. Jalur penuturan ini, meskipun berbeda-beda -- mengikuti aliran/mazhab para imam qiraah, tapi semuanya mengacu pada bacaan yang disandarkan kepada Rasulullah SAW.

Perbedaan qiraah berkisar pada lahjah (dialek), tafkhim (penyahduan bacaan), tarqiq (pelembutan), ilma' (pengejaan), madd (panjang nada), qashr (pendek nada), tasydid (penebalan nada), dan takhfif (penipisan nada).

Ilmu qiraah mulai dikenal pada masa sahabat Nabi SAW dan makin populer pada masa tabiin. Karena populernya ilmu ini kemudian menjadi aliran (mazhab) qiraah.

Meskipun aliran-aliran ini dalam banyak hal memiliki perbedaan, tetapi telah disatukan dalam harf Quraisy (bahasa Arab dengan dialek Kuraisy yang telah disepakati dalam Mushaf Usmani (kumpulan/lembaran catatan Usman bin Affan).

Pada periode awal ini dikenal thabaqah (kelompok ahli) qiraah dari sahabat Nabi SAW dan tabiin.

Ilmu qiraah mengalami perkembangan pesat pada abad pertama Hijriyah, sejalan dengan perkembangan ilmu-ilmu syariat lainnya.

Bentuk, jenis, dan cara periwayatan aliran qiraah dinisbahkan kepada imam yang menjadi penuturnya, yaitu qiraah tujuh, sepuluh, dan lima belas.

Suatu qiraah dinyatakan sahih apabila memenuhi tiga kriteria, yaitu bahasa Arab yang fasih, mengacu pada Mushaf Usmani, dan mempunyai kepercayaan pada sanad (rangkaian) rawi dan thariq.

Berdasarkan syarat tersebut, terdapat beberapa jenis qiraah, yaitu mutawatir, ahad (perorangan), dan syazz (langka).

Thabaqat (kelompok ahli qiraah pada zaman Nabi SAW yang terkenal adalah Usman bin Affan, Ali bin Abi Thalib, Ubay bin ka'b, Zaid bin Sabit, Abu Darda, dan Abu Musa al-Asy'ari.

Para tabiin menyandarkan qiraahnya kepada sahabat-sahabat tersebut, kemudian disebarkan ke kota-kota atau wilayah tempatnya bermukim.

sumber : Dialog Jumat Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement